20 Fujoshi Ditangkap di China Karena Telah Membuat Fan Fiction Homoerotis

Setelah lama berkecimpung di dunia otaku, pasti kamu tidak asing lagi dengan kata ‘fujoshi‘. Mereka adalah para otaku wanita yang begitu menyukai cerita homoerotis antara dua (atau mungkin lebih) lelaki yang digambarkan dengan ‘seme’ dan ‘uke’. Karena itu pula mungkin fujoshi mendapat julukan ‘rotten girls’ atau ‘penggemar homo’ kalau kata Nugrahadi (lepas tanggung jawab).

Biasanya mereka mengambil karakter-karakter lelaki yang ada dalam sebuah cerita fiksi atau berasal dari karya fiksi terkenal, dan membuat mereka berada dalam hubungan romantis, erotis bahkan. Sejalan dengan evolusi genre tersebut, tentunya mereka akan mendapatkan masalah dengan masyarakat dan kali ini sekelompok fujoshi yang karyanya disebut “dan mei” bermasalah dengan polisi China dan mungkin akan dijebloskan ke penjara karena melanggar hukum asusila.

China terkenal dengan kerasnya hukumnya apalagi bila menyangkut pornografi dan mereka selalu menyisir semua media di negerinya secara seksama. Daily Dot mengatakan, sebuah situs bernama DMXSW.com ditutup dan pemiliknya serta sekitar 20 penulis ditahan walau situsnya sendiri servernya bertempat di Amerika Serikat.

Sebuah liputan oleh TV Anhui yang mengikuti polisi sejak penahanan dilakukan dan secara terbuka menasihati bahwa mudah sekali terjadi salah paham dengan hukum apalagi bila menyangkut hobi para wanita ini. Namun polisi juga mengatakan kalau para fujoshi berumur 20 tahunan tersebut sangat sopan, pemalu dan mau bekerjasama. Pada saat yang sama, situs-situs lain menghapus konten situs mereka yang mungkin mendatangkan tuntutan yang sama.

China tidak bisa mentoleransi sex dan kekerasan, hal ini ditunjukkan dengan film-film Hollywood yang dipotong secara besar-besaran untuk memasuki pasar China yang luas. Sedangkan, para petugas nasionalnya pun bekerja keras menutup ribuan situs dengan isi yang ‘kurang sehat‘ tahun lalu, dan malangnya, dan mei termasuk salah satu kategori yang melanggar peraturan.

Saat diinterogasi, salah satu tersangka mengaku dia hanya memulai menulis kisah fan fiksi online untuk mencoba terjun ke dalam dunia dan mei, mereka mengibaratkannya seperti pecandu yang sedang terjun dalam dunia heroin.

Saya juga seorang yang menulis secara reguler di internet, tapi untungnya, saya tidak pernah menulis sesuatu yang berbau homoerotis, kan? Mungkin ini adalah sebuah peringatan dari tuhan, kalau bukan “Jangan pernah membiarkan fujoshi pergi ke China” atau “Bersiaplah sebelum aturan ini diterapkan di Indonesia” mengingat betapa ketatnya penyaringan ‘Internet Sehat‘ belakangan ini.

sumber: Rocketnews