Studio Trigger Berani Mengambil Resiko, Kebebasan Berekpresi dan Akan Tetap Tidak Dapat Diprediksi

June 19, 2014 12:28
Studio Trigger Berani Mengambil Resiko, Kebebasan Berekpresi dan Akan Tetap Tidak Dapat Diprediksi

Beberapa kalian mungkin mengenal studio Trigger lewat karya terbarunya yang mulai tayang tahun lalu dan tamat pada bulan maret 2014 Kill la Kill tapi mungkin juga ada yang sudah tahu lebih dulu studio yang didirikan oleh mantan staf Gainax ini berkat Little Witch Academia atau bahkan Inferno Cop.

infernocop

Pada wawancaranya dengan situs Siliconera, CEO Trigger Masahiko Otsuka yang mendirikan studio tersebut pada tahun 2011 menyatakan bahwa ada “pergeseran paradigma” yang tengah terjadi dalam industri animasi Jepang.

“Metode menonton animasi secara bertahap bergeser dari membeli konten dalam Blu-Ray atau DVD menjadi menonton di internet melalui streaming,” Otsuka menjelaskan. “Selain itu, anime tidak lagi menjadi konten ekslusif untuk TV. Penonton memiliki pilihan lebih luas seperti PC, smartphone dan lain sebagainya. Wajar saja metode bisnis telah bergeser sesuai dengan perubahan modern.”

kill-la-kill
Kil la Kill, salah satu anime garapan studio Trigger yang dapat ditonton di internet melalui streaming di DAISUKI.net

Otsuka yang bersama dengan co-founder Trigger, Hiroyuki Imaishi menangani anime Gurren Lagann di studio Gainax mengatakan bahwa tujuan yang membentuk Studio Trigger adalah kemampuannya untuk mengambil resiko. “Kebebasan kreativitas mungkin adalah kondisi lingkungan yang paling diinginkan oleh animator dan para kreator. Namun, kami merasa bahwa kami menjadi tidak sensitif untuk mengambil resiko.

“Kami merasa takut menjadi terlalu ‘tergantung’ pada studio tertentu,” jelas Otsuka. “Dalam rangka mengamankan lingkungan permanen dan stabil yang memungkinkan kebebasan kami, (hingga keputusannya) adalah untuk berdiri independen dan bertanggung jawab atas diri kami sendiri. Kami menghargai apa yang sutradara inginkan. Atau, katakanlah, apa yang para staf ingin ciptakan. Inisiatif ini mementingkan apa yang staf inginkan ketimbang apa yang studio inginkan.”

Secara pribadi Otsuka berpendapat bahwa jarak yang memisahkan selera Jepang dengan barat secara perlahan semakin berkurang. Seolah-olah penonton di luar negeri mendambakan bahwa gaya Jepang ditemukan di dalam animasi. Namun sebagian informasi yang dikeluarkan masih berorientasi pada penonton di Jepang, dia merasa bahwa industri animasi Jepang harus lebih profuktif dalam mempromosikan kontennya ke luar negeri.

lwacademia
Little Witch Academia, sekuelnya diproduksi dengan bantuan dukungan penggemar dari luar Jepang melalui Kickstarter.

Meskipun Trigger memiliki kemampuan untuk membuat animasi, ketidakpahaman mereka mengenai bisnis tampaknya menjadi kendala tersendiri. Otsuka mengatakan “Tidak ada satupun anggota awal kami yang memiliki pengalaman maupun pengetahuan (bisnis).” Karenanya trial and error di awal pendirian Trigger tidak dapat dihindari, mereka pun sering mencari saran dari manajer di studio lain.

Karenanya tidak mengherankan apabila pada tahun 2011 mereka bersama studio lainnya seperti Liden Films, Sanzigen dan Ordet mendirikan sebuah perusahaan gabungan bernama Ultra Super Pictures yang menangani lisensi mereka semua dan berorientasi untuk menyamakan prosedur hak cipta.

Saat ini, Trigger akan tetap fokus menjadi studio “yang tidak dapat diprediksi,” kata Otsuka dan mereka juga terbuka untuk semua ide dari para penggemarnya. “Sebagai contohnya, alasan kami mencoba proyek Kickstarter adalah karena para penggemar meminta kami untuk melangsungkan proyek Kickstarter,” katanya. “Apabila kalian mempunyai ide menarik, tolong kirimkan ke Trigger! Akhir kata, segala bentuk dukungan, bahkan hanya sekedar komentar singkat melalui media sosial, akan sangat membangun moral staf kami. Tolong kirimkan segala bentuk komentar juga kepada kami.”

sumber: Siliconera