Studio Ghibli Mungkin Akan Berhenti Membuat Film Animasi dan Dibubarkan

July 21, 2014 16:42
Studio Ghibli Mungkin Akan Berhenti Membuat Film Animasi dan Dibubarkan

Musim panas ini Studio Ghibli akan kembali menayangkan sebuah film terbarunya, hanya saja kabar satu ini mungkin akan menjadi hal yang tidak mengenakkan dan cukup mengkhawatirkan bagi para penggemar studio satu ini karena bisa saja film tersebut akan menjadi film terakhir studio ini.

Studio Ghibli adalah studio animasi asal Jepang yang terkenal dengan karya-karyanya seperti My Neighbor Totoro, Grave of The Fireflies, Kiki’s Delivery Service dan Spirited Away. Tahun lalu salah satu figur penting studio ini, Hayao Miyazaki, memutuskan untuk pensiun dari membuat film, meskipun dia masih tetap rajin datang mengunjungi studio tersebut.

miyazaki-not-pensiun-fi

Hanya saja, seperti yang dikutip Kotaku dari situs News Cafe mengenai film terbaru Ghibli, When Marnie Was There, “Mungkin ini akan menjadi yang terakhir (dari studio Ghibli).” Meskipun belum dikonfirmasi dikatakan bahwa kabar tersebut datang dari orang dalam studio.

Seperti yang dijelaskan olehnya, semenjak Miyazaki mengundurukan diri tahun lalu setelah menyelesaikan The Wind Rises beredar desas-desus bahwa Ghibli akan dibubarkan. Kemudian pada musim semi yang lalu, Produser dan juga co-founder Ghibli, Toshio Suzuki juga memutuskan mundur dari produksi film dan menjadi general manager Ghibli.

Tampaknya kedepannya Ghibli hanya akan mengelola hak cipta dan mendapatkan uang dari karya-karya yang mereka telah buat dan tidak lagi membuat karya baru, “Mulai saat ini, sepertinya studio ini tidak akan membuat karya baru, namun hanya mengelola hak ciptanya.”

Orang dalam tersebut menambahkan bahwa membuat film animasi membutuhkan uang dalam jumlah yang banyak, sehingga ada tekanan bahwa film tersebut harus sukses agar Ghibli dapat menutupi biaya produksinya. Setiap film membutuhkan setidaknya 10 Milyar Yen (sekitar 1 Trilyun Rupiah) untuk menutupi biaya produksinya. Bahkan dengan jumlah pegawai yang tidak terbilang banyak, gaji tahunan seluruh pegawai Ghibli mencapai dua milyar yen.

studio-ghibli-front

Musim gugur yang lalu, surat kabar Asahi Shimbun melaporkan disaat studio animasi lain memutuskan untuk mengalihkan pekerjaannya ke perusahaan luar Jepang untuk menekan biaya, Studio Ghibli malah memutuskan untuk merekrut lebih banyak tenaga kerja di Jepang, hal ini membuat ongkos produksi film Ghibli menjadi sangat mahal. Asahi melaporkan meskipun The Wind Rises telah mendapatkan penjualan sebesar 9,23 Milyar Yen, film tersebut belum berhasil mendapatkan keuntungan.

Sedangkan film The Tale of Princess Kaguya dari sutradara Isao Takahata hanya mendapatkan penjualan sebesar 5,1 milyar Yen dan untuk Studio Ghibli film tersebut dianggap gagal. “Tidak ada pilihan lain selain membubarkan studio, karena tidak dapat melintasi rintangan tinggi tiap tahunnya untuk membuat film baru.”

Hanya saja, sama seperti Miyazaki yang sudah berkali-kali memutuskan untuk pensiun hanya untuk kembali bekerja lagi, kabar mengenai pembubaran Studio Ghibli sebenarnya sudah sempat terdengar semenjak tahun 2010 lalu.

Seperti dikutip dari Collider, saat itu MIyzaki pernah mengungkapkan bahwa memang ada pembicaraan mengenai pembubaran Studio secara menyeluruh, dengan hanya menyisakan “lima pegawai sebagai perusahaan pengelola hak cipta”. Hanya saja saat itu rencana tersebut hanya menjadi skenario terburuk apabila Ghibli tidak mampu menghadirkan sutradara baru yang dapat membuat film yang dapat memenuhi ekspektasi tinggi penggemar studio tersebut yang disebabkan oleh film-film karya Miyazaki.

miyazakiproteslagimarnie (1)

Tampaknya apabila film terbaru Ghibli, When Marnie Was There, tidak sukses bisa saja apa yang menjadi skenario terburuk saat itu menjadi sebuah kenyataan, apa pendapat kalian?

sumber: Kotaku