Guru di China Mengingatkan Orang Tua, “Anime menyebabkan nilai jelek”

August 6, 2014 20:01
Guru di China Mengingatkan Orang Tua, “Anime menyebabkan nilai jelek”

Berapa jam dalam sehari kamu sisihkan untuk menonton anime di layar kaca? Saya yakin banyak yang menonton anime untuk mengisi waktu luang, namun janganlah kamu lupa untuk belajar dan bekerja. Bila kamu bisa mengatur waktu dengan baik maka saya tidak akan melarang. Namun di China, sekelompok pelajar dengan ketertarikan di bidang anime sepertinya harus menahan hasrat mereka karena pihak sekolah sepertinya tidak senang bila muridnya menggeluti hobi yang berbau anime.

nilai jelek karena nonton anime

Menurut laporan Sina Games, sebuah potongan gambar yang berisi sebuah pesan singkat menyebar dengan cepat di Weibo, sebuah situs yang mirip dengan Twitter di China, berikut adalah isi dari pesan dari ‘pengurus sekolah’ tersebut:

“Kepada para orang tua, sebuah rumor telah beredar bahwa akan diadakan sebuah acara animasi di Zhengzhou International Convention Centre esok hari. Kami tahu bahwa beberapa dari murid sekolah kami akan menghadiri acara tersebut. Saya menghimbau dengan keras untuk para orang tua supaya melarang anak mereka menghadiri acara tersebut. Animasi diketahui akan mengubah murid yang baik menjadi murid yang nakal.”

Melihat potongan pesan ini, pengguna internet di China kemudian memenuhi situs sekolah dan pengurusnya mengirimkan pesan secara online. Satu pengguna Weibo mengatakan “Apa hubungannya anime dan manga dengan nilai yang bagus? Bukankah semua itu kembali ke anaknya sendiri bisa mengatur atau tidak?

Reporter yang menangkap berita ini kemudian mencari tahu asal usul pesan ini di Sekolah Menengah Pertama Zhengzhou 7. Ternyata bukan ‘pengurus sekolah’ yang mengirimkan pesan tersebut, namun pesan tersebut dikirim dari seorang wali kelas yang menyatakan kalau dia mengirimkan pesan tersebut karena menerima tekanan dari sekelompok orang tua murid.

Guru tersebut tadinya tidak mau mengirimkan pesan tersebut,” kata seorang staf sekolah yang menolak disebutkan namanya. “Para orang tua datang ke sekolah dan mengutarakan keinginan mereka, kemudian pesan tersebut harus kami kirimkan.

Para staf kemudian juga mengutarakan bagaimana orang tua kerap kali mendatangi sekolah saat libur musim panas untuk mencari bantuan. Mereka adalah orang tua yang anaknya menghabiskan waktu libur mereka ‘bermain’ dengan anime dan beberapa bahkan merencanakan pertemuan offline (gathering). Karena ‘khawatir’, para orang tua ini meminta sekolah untuk berbuat sesuatu, sehingga sekolah meminta wali kelas untuk mengirimkan pesan tersebut kepada orang tua anak-anak lain.

anime menyebabkan nilai jelek

Belum diketahui apakah kemudian anak-anak tersebut akhirnya tidak bisa mengikut konvensi anime tersebut, atau apakah anak-anak tersebut memang nilainya turun karena terlalu banyak berkecimpung di dunia anime. Tapi memang dilaporkan salah satu anak mengalami penurunan nilai dan sepertinya itu disebakan oleh ketertarikan anak tersebut pada anime dan manga.

Namun apakah benar ketertarikan pada anime dan manga menyebabkan penurunan nilai? Saya rasa sah-sah saja untuk tertarik masuk ke dalam dunia anime-manga selama anak tersebut bisa memilah-milah waktu dengan baik. Apalagi apakah dengan turunnya nilai 1 orang anak kemudian semua anak lain harus ikut terkena getahnya? Agak berlebihan bila menurut saya.

sumber: Kotaku
gambar: Naruko Hanaharu