Interview Dengan Pinax, Mangaka “Aldnoah.Zero”

August 26, 2014 17:59
Interview Dengan Pinax, Mangaka “Aldnoah.Zero”

Beberapa bulan lalu mungkin tidak banyak dari kita yang pernah mendengar nama ilustrator satu ini. Sekarang setelah sebuah gambar dari akun Facebook pribadinya beberapa minggu lalu nama Pinax atau yang menurut Facebooknya adalah Mahendra Sidharta Suryadi seketika mulai dibicarakan. Gambar yang dimaksud adalah foto dari sampul adaptasi manga resmi dari seri anime mecha yang saat ini sedang tayang dan mendulang popularitas tinggi, Aldnoah.Zero yang mengusung nama “Pinax” sebagai mangaka dibalik adaptasi tersebut.

pinaxaldnah

Ingin mengenal lebih jauh tentang mangaka baru satu ini? JOI juga! Karena itu dengan setia JOI menunggu hingga Pinax-sensei berhasil berlari menjauhi deadline untuk menanyakan beberapa pertanyaan berkaitan dengan karirnya. Simak saja interview berikut!

JOI: Berita tentang anda sebagai mangaka dari adaptasi manga seri terkenal seperti “Aldnoah.Zero” bisa dibilang mengejutkan. Tetapi hampir semua tidak tahu dan tidak mengenal anda -setidaknya hingga beberapa waktu lalu. Bisa tolong perkenalkan sedikit diri anda? Siapakah sebenarnya Pinax?

Pinax: Saya lulus dari Nanyang Technological University (NTU) di Singapura jurusan Teknik Mekanik dan tinggal di Singapura sejak saat itu. Saya selalu mempunyai ketertarikan sendiri terharap industri entertainment, jadi saya kembali mengajarkan diri saya ke arah itu secara otodidak karena kurangnya sumber daya untuk bersekolah di sekolah seni. Setelah periode bekerja dan menganggur, saya akhirnya saya menetap sebagai freelancer yang mengerjakan berbagai concept art dan ilustrasi. Awalnya saya bekerja dengan beberapa perusahaan barat, dan fokus itu berubah setelah saya bergabung dengan Danny Choo untuk beberapa lama. Setelah sukses dengan sebuah kompetisi di Pixiv, saya banyak terlibat di berbagai ilustrasi game kartu Jepang.

kirishitan_girl_by_pinakes-d74hio8

Saya sempat berpikir bahwa situasi ini akan terus berlangsung hingga setahun kedepan sampai tiba-tiba tawaran pekerjaan manga Aldnoah datang dan kembali mereset pekerjaan saya.

JOI: Sebelum adaptasi manga ini, pekerjaan mana yang menurut anda paling berpengaruh?

Pinax: Jika saya harus memilih, mungkin itu adalah ilustrasi sampul dari buku panduan untuk acara Anime Expo 2013 (Amerika). Mereka membolehkan saya dengan bebas untuk mengimajinasikan desain orisinil yang ada dan memoles gambarnya. Sejak saat itu saya jarang mempunyai banyak waktu untuk dihabiskan untuk menyelesaikan satu ilustrasi, apalagi pekerjaan pribadi.

animeexpo_2013_guide_book_cover_by_pinakes-d7unp98

JOI: Dari apa yang kami dengar, saat ini anda sedang tinggal di Singapura. Tidakkah sulit mengerjakan manga yang akan dicetak dan diterbitkan di Jepang dari Singapura?

Pinax: Karena ceritanya memang sudah ada dan komunikasi internet dewasa ini sudah sangat instan bahkan untuk video chat, prosesnya sendiri tidak jauh berbeda dari pengerjaan ilustrasi sebagai freelancer yang telah saya kerjakan sebelumnya.

JOI: Mengerjakan adaptasi dari sebuah seri terkenal seperti ini, apakah anda merasakan sebuah tekanan yang cukup berat?

Pinax: Ya benar. Jilid pertama mempunyai banyak kekurangan yang mana saya sadari sebelumnya tapi tak sempat saya perbaiki karena tak ada waktu. Tekanan untuk merilis karya yang seperti itu sangat besar. Beberapa hari sebelum dan sesudah publikasinya benar-benar membuat depresi.
Ada beberapa ulasan pembaca yang kritis, yang bagus sebagai bahan evaluasi dari apa yang hilang dari karya saya. Bagaimanapun, saya sangat terkejut dan tersentuh melihat banyak orang yang merasa bahwa karya ini masih bisa berkembang. Benar, saat ini yang bisa saya lakukan adalah membuat jilid berikutnya menjadi lebih baik. Saya pribadi juga mendedikasikan jilid tersebut bagi mereka yang memberi saya kesempatan kedua.

JOI: Apakah karir anda bersama Danny Choo memberikan sebuah kontribusi tertentu dalam perkembangan anda sebagai mangaka?

Pinax: Saya bekerja dengan Danny Choo hingga awal 2013 sebelum akhirnya kembali menjadi freelancer yang kebanyakan membuat ilustrasi kartu untuk game kartu Jepang. Jika ada sesuatu dari situ, saya hanya bisa bilang bahwa itu adalah bagian dari butterfly effect yang membuat saya melaju menuju jalan ini.

mirai_millennium_poster_by_pinakes-d4jopjs

JOI: Sekarang setelah debut anda sebagai mangaka, kemana anda ingin pergi? Apakah anda akan terus mengerjakan manga? Mungkin sebuah seri orisinil? Atau sesuatu yang lain?

Pinax: Ada sebuah proyek indie yang saya jalani sebelum pekerjaan manga Aldnoah datang dan menyita hampir semua waktu saya. Proyek itu masih berjalan tanpa saya, meskipun dengan mengesampingkan bagian yang seharusnya saya kerjakan sekarang. Saya sudah berkomitmen akan menyelesaikannya dan tidak berniat untuk mengkhianati niatan itu. Proyek itu akan langsung kembali saya kerjakan setelah pekerjaan manga ini (Aldnoah) selesai. Selain itu saya juga ingin mendedikasikan waktu untuk belajar dan mengasah beberapa kemampuan seni lain.

Saya bohong jika bilang bahwa pikiran mengerjakan serial manga orisinil tidak pernah terpikirkan oleh saya. Ada beberapa konsep cerita tersebar di kepala saya. Jika ada kesempatan saya ingin sekali mencobanya, meskipun saya takkan bilang bahwa itu akan terjadi dalam waktu dekat.

JOI: Anda tampak banyak berkarya dengan tema fiksi ilmiah. Apakah itu merupakan genre favorit anda?

Pinax: Bisa dibilang begitu. Saya suka robot dan pesawat militer sejak saya kecil. Meskipun saya juga mengkonsumsi genre lain, terutama jika mereka direpresentasikan dalam sebuah bentuk yang saya sukai, saya tetap memilih fiksi ilmiah sebagai genre yang akan saya kerjakan. Di lain pihak, saya hanya memiliki sedikit pengalaman dan menemui paling banyak kesulitan saat mengerjakan monster dan zombie.

mech_concept_by_pinakes-d7egbmc

JOI: Anda telah bekerja dengan banyak perusahaan dan figur terkenal seperti Danny Choo/Culture Japan, ESPN, AX, SEGA, CAPCOM, dan lainnya. Apakah ada sebuah perusahaan atau seorang figur yang anda idamkan bisa bekerja dengan anda?

Pinax: Sebenarnya saya menyukai ide romantis dari sebuah studio kecil yang berisi orang-orang berdedikasi dengan pemikiran serupa, mengerjakan sebuah Intellectual Property (IP) sendiri, baik itu game maupun manga. Kiranya sebuah IP yang sukses. Meskipun ini masih berupa sebuah mimpi.

JOI: Siapa mangaka atau ilustrator favorit yang mempengaruhi karya anda hingga saat ini?

Pinax: Saya lemah terhadap karya Mugitani Kouichi (CHOCO) dan Yamashita Ikuto, yang kedua terutama di seri Yukikaze. Lalu, Hajime Katoki, Shinkawa Yoji, Fujioka Kenki, dan banyak lainnya. Saya menikmati ilustrasi dari Redjuice, HJL, Kantoku, dan Tsunako diantara lainnya. Untuk manga, saya tertarik dengan Ark Performance, Moriyama Daisuke, dan manga Evangelion dari Yoshiyuki Sadamoto untuk referensi visual. Meskipun tidak mempengaruhi karya saya secara langsung, saya juga menikmati Hadi Girl karya Miyabi Akino dan Aria karya Amano Kozue.

JOI: Sekarang anda sedang mengerjakan manga, apakah anda pernah bermasalah dengan deadline? Berapa lama waktu yang bisa anda sisihkan untuk tidur saat sedang sibuk?

Pinax: “Pernah”? Setiap hari. Setelah penjadwalan yang kacau di jilid pertama, saya bertekad untuk menghindari situasi seperti itu lagi. Tapi tetap saja jadwal saya kadang terlewat setiap kali setiap hari… Waktu tidur saya sangat berkurang dan akhirnya berubah menjadi power nap saat siang. Silakan bayangkan sendiri berapa gelas kopi yang saya minum saat waktu tersebut.

———————————————————

Demikian sedikit perbincangan kami dengan Pinax, yang sukses memulai karirnya di dunia manga Jepang, yang semoga dapat diikuti oleh komikus-komikus lainnya. Dan tak lupa semoga manganya sukses di pasaran!

Selamat dan sukses untuk Pinax, dan terima kasih atas kesediannya untuk menjawab pertanyaan kami.
Gambar diambil dari pixiv dan dA Pinax/Pinakesu.