Seorang Direktur di Tokyo Ditangkap Karena Menyerang Pegawainya Yang Terlambat Datang Dengan Stun Gun

March 6, 2015 15:30
Seorang Direktur di Tokyo Ditangkap Karena Menyerang Pegawainya Yang Terlambat Datang Dengan Stun Gun

Hukuman apakah yang paling berat yang pernah kamu terima saat terlambat datang bekerja? Tambahan waktu kerja? Pemotongan upah bulanan? Apalagi bila kamu tinggal di perkotaan yang padat seperti di Jakarta dimana tidak ada hari tanpa macet menghiasi keseharianmu.

Namun, diantara semua hukuman karena terlambat masuk kerja yang pernah saya dengar, mungkin inilah yang paling membuat geleng-geleng kepala. Yuji Serigano, seorang presiden direktur berusia 29 tahun dari sebuah perusahaan konsultasi real estate menganiaya salah seorang pegawainya yang terlambat datang ke kantor selama satu setengah jam. Pegawai berusia 28 tahun yang menolak disebutkan namanya tersebut terkena tembakan stun gun dari sang atasan.

Namun bukan itu saja penganiyaan yang dilakukan oleh Serigano, menurut laporan dari kepolisian, Serigano melakukan lebih dari sekedar menembakkan stun gun. Setelah dia menembakkan stun gun ke arah leher sang pegawai, Serigano juga memukulnya dengan senter, membekapnya dengan kantong plastik, menginjak-injaknya, dan memukulinya terus-terusan dengan sebuah sabuk gesper. Menurut salah satu berita, penganiyaan tersebut berlangsung selama 50 menit, Serigano bahkan memaksa sang pegawai untuk memakai hoodie supaya darahnya tidak berceceran.

Pegawai tersebut menderita luka-luka yang parah, dan membutuhkan waktu 3 minggu untuk pulih kembali. Walaupun sedang terluka, sang pegawai tetap terus bekerja sampai akhir bulan Februari, dimana dia akhirnya mendapatkan surat dokter dan pergi berkonsultasi dengan polisi.

penganiayaan karena telat bekerja

Serigano kemudian mengakui kesalahannya, dia juga menjelaskan kenapa dia menganiaya sang pegawai tersebut. Sang pegawai ternyata hanya mentertawakan Serigano saat dia menasehatinya tentang keterlambatan dan akibatnya. Karena pegawai tersebut sering terlambat masuk kerja, Serigano naik pitam dan memutuskan dia harus menghukumnya dengan lebih keras.

Para pengguna internet Jepang pun bereaksi cukup keras terhadap berita ini, antara lain:

  • “Aku ingin orang ini dilemparkan ke penjara dan membusuk di dalamnya selamanya.”
  • “Benarkah ini terjadi di Jepang? LOL Menyeramkan! LOL”
  • “Kalau misalnya presiden direktur ini muncul di cerita novel, pastinya kita akan mengkritiknya karena tidak realistik….”

Disiplin memang harus ditegakkan, dan memang, sang pegawai sepertinya sangat menganggap remeh apa yang diwanti-wanti oleh Serigano. Namun menurut saya masih banyak hukuman lain yang lebih manusiawi untuk menghukum pegawai tersebut dibandingkan hukuman fisik. Apakah kamu setuju dengan hukuman ini?

sumber: Rocketnews

Sorry. No data so far.