[3 Eps Rule] Kekkai Sensen (Blood Blockade Battlefront)

Jujur saja, pada awalnya saya tidak tahu sama sekali tentang anime ini dan hanya memiliki minat untuk menontonnya karena pada waktu itu melihat iklannya dan berpikir, “Kok sepertinya menarik ya…”, dan akhirnya saya memutuskan untuk menontonnya. Lalu baru mengetahui ternyata pembuat komiknya sama dengan pembuat Trigun, Yasuhiro Nightow, sedangkan untuk adaptasi animenya ditangani oleh studio Bones.

Kekkai Sensen atau Blood Blockade Battlefront mengambil lokasi di tempat yang dinamakan Hellsalem’s Lot, yang sebelumnya merupakan kota New York. Semuanya berubah dalam waktu satu malam, dimana pada saat itu terbuka portal ke dunia lain (Beyond) yang mengakibatkan munculnya monster-monster dari dunia tersebut, sehingga akhirnya manusia dan para monster-monster tersebut hidup berdampingan di Hellsalem’s Lot ini.

Pada suatu hari, seorang anak muda dari pedalaman yang bernama Leonardo Watch, bergabung secara tidak sengaja ke dalam organisasi rahasia “Libra”, yang bertugas untuk melawan kejahatan di kota tersebut.

Tujuan Leonardo pergi ke Hellsalem’s Lot adalah untuk memecahkan misteri terkait kekuatan misterius yang didapatkannya, Kamigami no Higan (All-seeing Eyes of the Gods), dan untuk menolong adik perempuannya yang sakit, sehingga ia akhirnya tetap bergabung ke dalam organisasi tersebut untuk mencari informasi sekaligus membantu mereka dalam operasi sehari-harinya.

Hellsalem’s Lot : The not-so-ideal cohabitation place

Hellsalem’s Lot merupakan perwujudan dari bagaimana seandainya dua dunia yang berbeda bisa hidup berdampingan, yaitu manusia dan para monster. Dilihat bagaimanapun, sepertinya akan sulit bagi manusia untuk menerima entitas lain yang memiliki intelijensi serupa, terutama dengan bentuk yang sama sekali berbeda. Begitu juga dengan para monster yang pada dasarnya memakan para manusia dan melakukan tindak kejahatan. Maka dari itulah banyak kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh para monster kriminal, seperti penyelundupan manusia untuk kemudian dimakan oleh para monster, perampokan, dan sebagainya.

Seperti namanya, Hellsalem, gabungan dari Hell (neraka) dan Jerusalem, seakan-akan mencoba menggabungkan dua entitas yang sama sekali berbeda. Pada akhirnya, apakah manusia dan para monster dapat terus tinggal berdampingan? Untuk alasan itu pula, saya rasa Libra dibentuk untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di antara kedua ras tersebut.

Musik Jazz Sebagai BGM dan Lagu Pembuka & Penutup Yang Bagus

Bila kita berbicara New York, tentunya musik jazz menjadi salah satu imej yang terbayang di kepala kita. Ya, pada saat adegan pertarungan, lagu pengiring yang digunakan juga lagu jazz yang sangat cocok dengan imej tempat yang terletak di bekas New York ini, membuat adegan pertarungan menjadi semakin menarik.

Untuk lagu pembuka, berjudul “Hello World” yang dibawakan oleh BUMP OF CHICKEN, sedangkan lagu penutupnya berjudul “Sugar Song to Bitter Step” yang dibawakan oleh Unison Square Garden. Saya sangat menyukai lagu-lagu dari kedua band ini. Selain lagu-lagunya yang enak, animasi untuk pembuka dan penutupnya juga cocok untuk mengiringi lagu-lagu tersebut.

Bloody Battles, Just as The Name Implies

Dari judulnya juga sudah ketahuan, tentu adegan pertarungannya akan berdarah-darah. Ya, mungkin tidak sampai parah sih, tetapi jurus beberapa anggota Libra, semuanya menggunakan darah sebagai dasarnya, atau disebut juga dengan Blood Technique. 

Pastinya, kalian bisa berharap banyak atas adegan-adegan pertarungan yang seru di anime ini, dan terkadang bukan hanya sekadar bertarung secara brutal, tetapi mereka juga menggunakan kepintaran mereka dalam mengatasi musuh-musuh yang sulit dihadapi.

Karakter-Karakter Serta Potensi Cerita yang Menarik

Para anggota Libra selain Leonardo, tentunya memiliki kekuatan dan kepribadian yang lebih menarik daripada jagoan utama kita yang masih seperti tipikal protagonis beta pada umumnya.

Di antara lain adalah Klaus von Reinhertz, pemimpin dari organisasi Libra. Dengan badannya yang besar dan kepintarannya yang melebihi anggota-anggota lain, serta teknik Brain Grid Blood yang bisa memanipulasi darahnya menjadi senjata seperti salib raksasa, ia bisa dengan mudah menghabisi musuhnya.

Selain Klaus, salah satu yang banyak berperan dalam episode awal adalah Zapp Renfro, anggota Libra yang pada awalnya salah membawa Leonardo ke dalam organisasi mereka, merupakan seorang pemuda yang hot-headed dan playboy, tetapi di sisi lain juga memiliki akal untuk melawan para musuh yang sulit ditangani. Dengan teknik Big Dipper Blood yang dimilikinya, ia juga bisa memanipulasi darahnya untuk dijadikan ledakan, dan di waktu lain juga bisa digunakan untuk mengikuti jejak musuh yang kabur. Selain mereka berdua, masih banyak lagi karakter menarik lainnya yang belum diceritakan.

Verdict : Lanjut

Dari semua aspek yang sudah saya paparkan sebelumnya, sepertinya sudah jelas bahwa saya akan terus lanjut menonton anime ini. Selain adegan pertarungannya yang oke, setting tempat dan karakter-karakter yang menarik juga menjadi salah satu alasan saya akan terus menonton anime ini. Sejujurnya, saya tidak terlalu peduli dengan cerita Leonardo, asalkan bisa melihat karakter-karakter lainnya beraksi. Saya juga lebih peduli dengan bagaimana kisah-kisah karakter-karakter lainnya.

Melihat pembuatnya sama dengan pembuat Trigun, saya rasa tidak ada salahnya juga kalau saya terus menonton anime ini sampai habis, karena Trigun merupakan salah satu anime favorit pada saat saya masih remaja dulu.