Perjanjian Trans-Pacific Partnership Dirumorkan Dapat Membunuh Dunia Indie Di Jepang. Tapi, Benarkah?

May 22, 2015 16:47
Perjanjian Trans-Pacific Partnership Dirumorkan Dapat Membunuh Dunia Indie Di Jepang. Tapi, Benarkah?

Dewasa ini siapa sih otaku yang tidak mengenal Comic Market, atau biasa disingkat Comiket. Ajang konvensi indie terbesar didunia yang diadakan 2 kali dalam setahun. Comiket mampu menarik hingga 600 ribu pengunjung dan menjual hampir 10 juta buku doujin setiap penyelenggaraannya.

Selain itu comiket juga sering menjadi alternatif para seniman muda yang ingin mengembangkan karier dan kemampuannya, banyak seniman besar sekarang yang berawal dari seniman indie kemudian menjadi besar dan membuat karya yang berhasil mendunia, salah satunya adalah Ken Akamatsu (Love Hina, Negima!)

comiketSalah satu foto yang menunjukkan bagaimana ramainya Comiket di Jepang

Namun, dengan akan ditandatanganinya perjanjian Trans-Pacific Partnership pada bulan November dan diperkirakan Jepang akan ikut serta. Salah seorang pekerja kantoran yang juga seorang doujinka yang sering mengikuti Comiket, Tatsuya Usami, menyuarakan kegelisahannya. Dia merasa, perjanjian itu memiliki potensi untuk mematikan dunia doujinshi di Jepang.

Kenapa? Bukankah walaupun memang doujin itu berada di zona abu-abu dan memang bisa dibilang pembajakan karena menggunakan hak cipta suatu seri dan mendapatkan keuntungan dari situ.

Namun para doujinka dan pengarang asli seperti memiliki perjanjian tak tertulis jika membuat karya dari seri buatan pengarang  aslinya diperbolehkan dan tidak akan dituntut selama tidak menjiplak mentah-mentah dari sumber aslinya dan sesuai norma yang ada, seperti yang diumumkan oleh twitter kancolle beberapa saat yang lalu.

Itu dikarenakan salah satu isi perjanjian itu dirumorkan bahwa diharapkan setiap negara akan memiliki keseragaman dalam hukum dagang, sehingga ditakutkan Amerika meminta semua pelaku pembajakan akan diproses secara hukum tanpa menunggu dilaporkan.

Selain itu juga perusahaan besar yang memiliki lisensi seri anime di jepang dapat menuntut doujin yang menampilkan seri yang mereka lisensi. Hukum dijepang sendiri sekarang selama pemilik hak cipta tidak menuntut karyanya dibuat doujin maka penegak hukum pun tidak akan memprosesnya sebagai sebuah tindak kriminal.

1420122118710

Mengutip pernyataan Kansaku Fukui, seorang pengacara asal Jepang kepada Asahi. Para pemilik hak intelektual di Jepang sendiri tidak merasa karya indie itu merusak pemasukan mereka dan justru menganggap ajang seperti comiket akan semakin membuat karya mereka menjadi lebih terkenal dan lebih menghasilkan uang.

Seperti misalnya Kantai Collection yang sebenarnya adalah game web browser sederhana namun menjadi sangat terkenal juga karena didukung banyaknya karya indie atas seri mereka. Namun ada kalanya karena karya fans yang terlalu bagus dan niat. Pemilik hak ciptanya meminta untuk dihentikan karena bisa mengurangi penghasilan mereka.

e59116365d9573d795171a897d5804b7

Pada dasarnya, ini sebenarnya bisa dibilang ketakutan yang berlebihan karena kontroversi legalitas comiket sendiri sudah menjadi perdebatan sejak lama. Namun kali ini menjadi semakin menarik karena ditambah bumbu adanya kemungkinan perusahaan asing menuntut polisi untuk memproses secara hukum doujinka tanpa perlu laporan dari pemilik hak cipta. Selain itu secara ekonomi juga perusahaan asing sangat kecil kemungkinan untuk menuntut karena sumber pendapatan mereka bukan berasal dari Jepang.

Apalagi biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan dampak yang dihasilkan seperti terjadinya ribut dengan pemilik hak intelektual aslinya dan memancing amarah para otaku. Tidak mudah untuk begitu saja menghentikan tradisi yang sudah berjalan hampir 40 tahun ini.

Selain itu pada 15 Mei kemarin pemerintah Jepang mengadakan rapat tentang potensi TPP dan secara mengejutkan ikut membahas efeknya terhadap Comiket, Asisten Sekretaris Kazuhisa Shibuya mengatakan memang negosiasi di bagian hak intelektual adalah yang paling sulit dan dapat memberikan efek negatif terhadap Comiket dan pemerintah berupaya untuk mengatasinya.

Sumber: Livedoor News

Header, gambar: Pixiv, Pixiv