[3 Eps Rule] Koukaku no Pandora

Bila KonoSuba adalah anime paling fun yang pernah saya tonton di season ini, maka anime yang satu ini adalah anime paling idiot di angkatannya. Diangkat dari manga dengan judul yang sama, dalam menonton anime ini pilihannya cuma ada 2:

1. Bengong karena tidak mengerti apa-apa
2. Ketawa karena tidak mengerti apa-apa

You’ll probably end up doing both things all at once, karena Koukaku no Pandora bukan anime yang biasa kamu tonton dan kamu bisa mengerti. Dipikirkan pun mungkin percuma karena kamu cuma akan dibombardir pertanyaan “Kenapa kamu masih tahan nonton anime ini.” Tapi karena saya punya tendensi masokis dan suka menonton anime yang sering kali membuat orang nge-rage macam Cross Ange, menonton Pandora terasa mudah bila dibandingkan masterpiece Fukuda itu.

Jadi kenapa saya masih tahan menonton anime yang satu ini? Berikut adalah alasan saya:

Anak haram Masamune Shirow dan Rikudo Koshi

Mungkin tidak banyak yang mengenal kedua nama tersebut karena tertutup bayang-bayang mangaka dan sutradara-sutradara seri baru yang terkenal. Namun keduanya adalah mangaka yang sangat terkenal di eranya. Masamune Shirow adalah kreator dari seri Ghost in The Shell sedangkan Rikudo Koshi adalah pencipta seri Excel Saga, sesuatu yang seharusnya tidak pernah dibuat.

Normalnya, kalau kamu ingin membuat sesuatu yang sensible, kamu akan membiarkan Rikudo Koshi menggambar karakternya dan Masamune Shirow yang menulis ceritanya. Tapi tidak, mereka memutuskan kalau Rikudo Koshi akan menggambar karakter dan melanjutkan jalan ceritanya. To make it even worse, sepertinya Rikudo Koshi berniat membuat jalan cerita anime ini luar biasa tidak tertebak.

Tapi sebenarnya konsep cerita Koukaku no Pandora ditulis oleh Masamune Shirow, jadi bukan tidak mungkin kamu akan mengalami beberapa Ghost in The Shell moments terjadi kepada karakternya. Saya yakin mecha-mecha dalam anime ini pun buah pikirannya.

WTF am I watching

Bila kamu cukup tua untuk mengalami musibah yang bernama Excel Saga, and live to tell the tale, saya yakin kamu cukup kuat untuk mengikuti anime yang satu ini. Setidaknya tidak semua ceritanya ditulis oleh Rikudo Koshi, tidak ada partner pemeran utama yang selalu sakaratul maut di tiap episode, dan belum ada anjing peliharaan yang dipanggang sebagai ransum darurat.

Fokus cerita anime ini ada pada Nanakorobi Nene, seorang manusia full cyborg pertama yang bertemu seorang penemu bernama Uzal Delilah dan cyborg-nya Clarion. Pada awalnya, Nene berniat tinggal bersama tantenya, Takumi Korobase di sebuah pulau yang bernama Cenancle Island. Nene jatuh cinta pada pandangan pertama pada Clarion dan ketiganya menjadi teman, sort of.

Saat mereka berpisah, tiba-tiba kota dimana diserang oleh teroris dan Nene ingin membantu gedung tempat Clarion dan Uzal berada. Namun di situlah anime ini tiba-tiba rusak berat. Siapa yang sangka ternyata anak buah Uzal memberontak karena dipaksa cosplay, atau ada reporter idol yang berjuang antara batas hidup mati di setiap episodenya, atau ada makhluk setengah kambing setengah singa yang suka ngintip celana dalam dan masih banyak lagi keanehan lain.

Tapi ajaibnya, cerita Koukaku no Pandora tetap bisa dijelaskan dengan baik walaupun di tengah ke-random-an acara itu sendiri. It’s like watching a train driven by a crazy train driver, but manages to keep it in track all the way. Masinisnya adalah Rikudo Koshi, dan tentunya Masamune Shirow adalah rel yang menjaga supaya kekacauan masinisnya tidak keluar jalur.

Yuri? Yuri.

Bagi penggemar yuri mungkin ada baiknya menonton anime yang satu ini, karena aura yuri yang kental terpancar dari Nene dan Clarion kapanpun dan dimanapun. Bahkan untuk mengakses Pandora Device yang membuat Nene bisa bertarung pun dia harus merogoh isi celana dalam Clarion. If that’s not yuri then I don’t know what is.

Verdict: God save my sanity/10

Did I recommend this anime? Saya tidak tahu harus merekomendasikannya atau tidak. Karena anime ini selain kacau, beberapa dari kamu yang punya kesulitan menonton karena grafiknya tidak up-to-date dengan grafik masa kini pasti ngomel. Dikerjakan oleh 2 studio, Studio Gokumi (Yuuki Yuuna wa Yuusha de Aru, Kiniro Mozaic) dan studio pendatang baru AxZis saya yakin seharusnya anime ini bisa dikerjakan dengan lebih baik lagi, saya curiga Rikudo Koshi ingin membuatnya lebih mirip dengan Excel Saga.

Kalau saya bilang anime ini masih bisa dinikmati? Tentu masih bisa, walaupun kadang beberapa bagian membuat saya berpikir kenapa saya masih mau membuang waktu menontonnya tapi it’s enjoyable alright. Sebuah paduan pas antara action, komedi, yuri, dan chaos. Kalau kamu pernah selamat menonton Excel Saga pasti kamu selamat menonton yang satu ini. Hanya saja mungkin jangan dijadikan prioritas utama.