[Waifu Wednesday] Utaha Kasumigaoka

Sayang sekali bila kamu berharap JOI membahas Onodera minggu ini, tapi sayangnya minggu ini saya ingin sekali membahas tentang Utaha Kasumigaoka (insert Dio joke here). Membahas heroine dari seri yang sama berturut-turut mungkin membuat beberapa dari kamu bosan, karena saya melihat beberapa komentar supaya JOI membahas heroine dari seri lain, akhirnya saya memilih best girl lain dari seri Saenai Kanojo no Sodatekata. Apapun yang dikatakan Rico di artikel Waifu Wednesday Katou, Utaha itu adalah yang terbaik.

How should I put this, saya jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat Utaha di chapter pertama manga-nya; dan chapter-chapter berikutnya membuat saya terjatuh makin dalam. Mungkin sekitar 80% faktor yang menyebabkan saya jatuh hati adalah sisi maso saya yang entah kenapa terpuaskan ketika melihat Tomoya dipermainkan oleh Utaha. 20% lagi sepertinya adalah karena soft spot saya untuk kakak kelas atau onee-san, generally someone older to me.

Utaha adalah salah seorang heroine (terbaik) dalam seri Saekano. Dia menjadi seorang penulis skenario untuk game yang akan dibuat Tomoya dan kawan-kawan. Kenapa dia saya pilih menjadi seorang waifu, alasannya ada di bawah ini:

+ Multitalented bishoujo

Utaha adalah seorang penulis novel yang sukses saat novel pertamanya terjual dengan laris. Salah satu faktor kesuksesan novelnya itu adalah karena campur tangan Tomoya yang bertemu dengannya di event temu penggemar pertamanya. Saat ini, Utaha tetap menulis novel dan rela menyelesaikan pekerjaan profesionalnya lebih cepat demi membantu Tomoya/Rinri-kun mengerjakan proyek doujin-nya.

Utaha juga adalah seorang senpai yang sangat cantik, dengan tubuh ideal dan otak yang encer dia menjadi seorang model student yang diimpikan banyak murid lain. Sayang ekspresinya yang datar dan atmosfer sekitarnya yang agak dingin membuatnya sulit didekati orang lain. Namun anggaplah kamu Tomoya yang dapat membuat Utaha membuka dirinya padamu. Jangan banyak pikir gadis lain dan langsung amankan jalanmu ke pelaminan.

+ Well mannered

Tentu, sebagai seorang model student dan penulis profesional, Utaha juga harus menjaga penampilan dengan bersikap baik di hadapan semua orang. Sisi yang menurut Tomoya akan hancur bila dilihat oleh penggemar-penggemar Utako-sensei; nama pena Utaha.

+ She’ll fuel your masochistic side like no tomorrow

She will indeed. Kalau kamu ingin mencari pasangan dengan lidah yang tajam, ekspresi yang susah ditebak, dan tidak pernah pake rem kalau sudah ngomongin kelemahanmu, kamu tidak perlu mencari jauh-jauh. Utaha adalah juaranya. Dia tidak ragu-ragu untuk mengungkapkan perasaannya padamu atau hasil karyamu, seperti saat dia membaca skenario buatan Tomoya dan menusuknya dengan pendapat-pendapat tajam. Sesuatu yang jarang kita temukan di Jepang mengingat mereka jarang mengungkapkan isi hati mereka secara frontal.

Utaha juga suka memanipulasi orang lain, beberapa kali dia bercanda (I really wish she wasn’t though) mengenai Tomoya adalah mantan pacarnya, dan merebut malam pertama Utaha kepada Tomoya dan Katou hanya untuk melihat ekspresi mereka. Utaha’s suggestive seductive jokes are the best. Dia juga senang menyetir pendapat orang lain supaya setuju dengan pendapatnya hanya untuk melawan argumen Eriri. Really, what not to love about her I wonder.

+ Really cute when her guard down

Namun Utaha bukan seorang gadis super tsun yang lidahnya tajam sepanjang hari, we have Senjougahara for that. Utaha juga bisa tersipu malu, misalnya saat dia diberikan hadiah oleh Tomoya untuk mengapresiasi penjualan novelnya, Utaha terlihat tersipu dan sangat imut. Hal ini menciptakan sebuah gap moe yang menjadi salah satu faktor kenapa Utaha cocok jadi waifu.

Utaha juga tidak ingin sisi lain-nya dilihat oleh Tomoya. Dia pertama kali memperlihatkan sisi tersebut saat menulis sinopsis untuk game mereka, namun saat itu Utaha terlihat sangat kacau, emotionally unstable, tapi keesokan harinya dia meminta maaf karena memperlihatkan sisi tersebut and that’s freaking cute. Walaupun Utaha mungkin sadis dan frontal, sisi ini adalah yang paling rewarding darinya.

Honestly, Utaha mungkin adalah tipe senpai idaman, setidaknya bagi saya. Senpai yang secara diam-diam juga memperhatikan kouhai-nya, tidak tsun tapi sadis, saya tidak tahu lagi kenapa masih ada tim lain selain #TeamUtaha. Yah, saya juga sadar sih setidaknya pasti ada yang suka dengan heroine lain dan saya tidak punya kekuatan untuk mengubah cinta orang lain. NTR ntar.

Utaha juga punya beberapa sisi yang mungkin tidak cocok untuk menjadi pilihan sebagai waifu. Sisi-sisi apakah itu? Mari kita bahas di bawah ini.

– Sadistic

This one should go without saying, Utaha adalah seorang yang memiliki kecenderungan sadis, bahkan Tomoya beberapa kali mengatakan Utaha hanya bertemu dia untuk memuaskan sisi sadisnya. You can have your sadistic fill on me anytime though, senpai. Bagi kamu yang tidak tahan di-abuse secara mental atau dikomentari secara frontal oleh Utaha, mungkin sisi ini akan membuatmu memalingkan muka darinya.

Untungnya Utaha hanya membatasi sisi ini secara verbal saja.

– She kinda… changes… at times

Misalnya saat dia sedang serius bekerja, beberapa orang mendeskripsikan Utaha sebagai seseorang yang hardworking, namun sepertinya dia worked too hard. Utaha berubah menjadi sedikit kacau saat sedang terlalu serius mengerjakan sesuatu. Dia tenggelam dalam dunianya sendiri, bahkan terkadang marah kepada imajinasinya sendiri. Berbeda jauh dari Utaha yang kalem dan santai yang biasa kita lihat.

Utaha adalah seorang senpai yang sangat merepotkan bagi beberapa orang, mungkin beberapa orang tidak ingin direpotkan dengan verbal abuse-nya. Tapi di balik itu, banyak sisi lain yang lebih rewarding daripada sisi sadistiknya. Misalnya seperti gap moe yang dijelaskan di atas atau sikapnya yang sangat sopan saat berhadapan dengan orang lain, tapi hanya kamu, pasangannya yang tahu sisi asli Utaha.

Jadi jelas kenapa saya pilih Utaha sebagai best girl di seri Saekano. Memang bila berbicara mengenai sifat dan perlakuannya padamu, mungkin tidak semua dari kamu tahan digoda olehnya, but she’s perfectly fine. Bila saya jadi Tomoya mungkin saya tidak akan pikir panjang lagi, walaupun menurut saya Katou pun cukup menarik.

 Oh who am I kidding with, she’s the best.