[First Impression] Pokemon GO

July 10, 2016 16:00
[First Impression] Pokemon GO

Saya yakin biarpun belum keluar di App Store/Play Store di Indonesia, banyak diantara pembaca JOI yang sudah mulai memainkan Pokemon GO. Maka meskipun tertunda ritual pertanyaan “Kapan lulus?”, “Kapan kawin?”, dan “Kapan kurus?”, saya akan berikan first impression saya atas mobage yang paling terkenal di seluruh dunia dalam minggu terakhir ini.

Refreshing gameplay

Niantic Labs berhasil membuat game yang menarik dengan interface yang baik, menggunakan AR is a nice touch, jadi terasa ada Pokemon tinggal diantara kita. Selain itu game ini juga memberi insentif besar bagi kita untuk pergi dan berjalan-jalan keluar, salah satu penyebabnya karena komplek saya isinya ampas, yang lumayan dan sering saya temui cuma Eevee. Untuk bisa mendapatkan item dan aset lainnya kita harus jalan-jalan ke Pokestop untuk mendapatkan berbagai item gratis, Pokestop umumnya berupa gedung/monumen terkenal di sekitar kalian. Mungkin ada yang mau buat skripsi tentang pengaruh Pokemon Go dalam mengurangi jumlah hikkikomori?

pokestop2

Pokemon ditemukan secara random dimana saja dan ditangkap dengan melakukan swipe pada Pokeball untuk melemparnya. Tidak seperti yang banyak komik dan berita tunjukkan, bukan dengan melempar smartphone kalian ke Pokemon. Kemungkin kalian bisa menangkap Pokemon bergantung pada RNG dan sejauh ini kalian hanya bisa menggunakan Pokeball standar. Kalian terserah bisa melempar Pokeball sebanyak mungkin namun ada kemungkinan Pokemon buruan kabur bila Pokeball kalian gagal “menyegel” mereka, terutama bila CP target kalian ratusan lebih.

prepare for war

Bila akhir-akhir ini kalian melihat kendaraan yang nyetirnya aneh, kemungkinan besar game ini biang keroknya.

Kita juga kita bisa pasang Incense atau Lure module di kamar apabila malas jalan-jalan. Lastly, Ingress inspired faction based team is good addition to the game. Meskipun saya rasa faktor multiplayer-nya masih kurang digali. Sejauh ini konten combat hanya terbatas di area Gym saja melawan Pokemon trainer lain yang dikendalikan AI. Sejauh ini Gym digunakan untuk “menguasai wilayah” dan mendapatkan experience lewat pertarungan. Semakin banyak Gym digunakan tim yang sama, semakin sulit Gym direbut oleh tim lain. Gambar judul diatas harusnya sudah menunjukan afiliasi kami jadi Join #TeamValor #ShimakoIsRED

Tapi tidak semuanya bagus….

How do you play the game!? I’m hyped! I’m excited! Sure, just catch a lot of Pokemon.

Ha? Lebih spesifiknya gimana?  Ya tangkep sebanyak-banyaknya.

Gimana cara evolving? Tangkep sebanyak-banyaknya.

Gimana cara power up? Tangkep sebanyak-banyaknya.

Gimana cara dapet yang langka? RNG.

Gimana cara battle-nya? Lawan Pokemon yang ditaro orang lain di Gym.

Ha? Ga ada battle lawan wild pokemon? Nope.

Ga ada PVP? Nope.

Battlenya gimana? Screen mashing, tunggu barnya penuh trus keluarin skill.

“…..”

To finish you off: Nggak ada trading, legendary juga blom keliatan.

Jadi Pokemon GO itu game apaan? Ya itu tadi, ngumpulin pokemon sebanyak-banyaknya.

Ada beberapa hal lain lagi yang saya keluhkan, terutama battle mechanism yang harus dirombak ulang, paling tidak dibuat lebih menyerupai game aslinya.

Kecewa? Tenang dulu, ini game kan umurnya baru satu minggu. Banyak potensi yang bisa dikembangkan oleh Niantic Labs. Beberapa fungsi seperti trading & PVP juga sudah ditunjukkan di PV. Selain itu, Pokemon yang ada juga baru 151 Pokemon gen 1. Tapi sebagai old school player, saya inginnya sih dibatasi sampai generasi 3 saja.

Kalau begitu apa nggak mending sabar aja sampe banyak fitur lain dikeluarkan? Game ini memang belum secara resmi rilis secara global dan untuk menghindari tindak tegas dari developer mungkin akan lebih baik kalau kita bersabar. Untuk kalian yang segera ingin main, keuntungan yang benar-benar terasa sih untuk mengamankan nickname, kita liat nanti Signum yang masih di #TeamIntel begitu bisa main pake nickname apa.

Technical problems

Kalian bisa lihat pada saat startup gamenya, bahwa game ini masih versi 0.26, alias belum final. Dan akibat yang paling terasa adalah game ini performanya tidak stabil. Beberapa smartphone staff kami sering crash, terutama di Samsung Galaxy A3 Nanoha dan Xiaomi mi2 Kaptain. Z3c milik Etherlite adem ayem, tapi music & sfxnya kadang hilang sendiri dan baru muncul lagi setelah restart app. Tidak lupa juga deepest condolence to #TeamIntel yang smartphone-nya tidak di-support.

Niantic labs sendiri saya rasa belum memikirkan itu semua karena masalah yang paling sering kita hadapi adalah server yang sering bermasalah. Waktu awal-awal sih masih enak tapi setelah server Amerika dibuka langsung langganan down. Kemungkinan besar mereka lebih memikirkan untuk memperbaiki performa daerah Jepang dan Amerika Serikat sebelum memberikan update perbaikan yang lebih meneyeluruh

Terakhir, best companion device untuk game ini BUKAN Pokemon Go Plus, melainkan powerbank karena konsumsi baterai game ini sangat besar. Kalau kalian lagi bertualang seharian lebih baik siap powerbank & matikan ARnya.

stark

Saya butuh peripheral yang satu ini. 

Play safe

Play safe! be aware of your surroundings. Saya tidak tahu apakah isu-isu seperti yang ditusuk karena bawa iphone ke daerah rawan atau beberapa isu lainnya itu benar atau hoax, tapi alangkah baiknya kita juga menaruh perhatian atas hal-hal yang terjadi di sekeliling kita. Ga lucu kalo kamu asik ngejar Zubat trus ketabrak truk.

yolo

Ngga ngga ngga, nangkep pokemon itu ga gini

Verdict: Be the best, like no one ever was/10

Kalau kalian berharap Pokemon Go itu seperti main pokemon di 3DS, turunkan sedikit harapanmu, gameplay-nya memang tidak se-solid game originalnya, tapi Pokemon Go memiliki kualitas sendiri dan potensi besar apabila bisa dikembangkan.

Kaptain

Nampaknya Pokemon Go berhasil membuat pemainnya lebih sering silaturahmi, jogging, dan mengunjungi masjid/gereja. Dari pengalaman saya, daerah yang memiliki traffic tinggi (Dalam konteks saya, tempat itu adalah Gerbang Tol Pasteur) cenderung memiliki Pokemon dengan CP tinggi. Progresi sejauh ini sangat berat di RNG dan seringkali terhalang oleh oleh crash yang secara pribadi diakibatkan oleh GPS yang kadang ngambek dan bug (Terkutuklah trainer yang masang bugged Abra di Taman Foto Bandung.)

loot

Dengan konten saat ini, sejauh ini saya memainkan Pokemon Go secara kasual. Mungkin setelah trainer battle, event, dan trading diimplementasikan saya baru tertarik main dengan lebih serius.

dedemit

Mengiyakan kata-kata Kaptain, saya berkeliling komplek untuk menetaskan telur yang saya dapat dari Pokestop yang berada di mesjid diwilayah komplek. Dan tak hanya itu, saya bangun pagi untuk memanfaatkan lengangnya jalanan Jakarta untuk berburu Pokemon yang saya mulai dari wilayah Cibubur, Senayan, Menteng, Monas, Pancoran, Mampang, dan Depok namun sayangnya tak banyak pokemon yang bisa saya temui terutama Pokemon rare.

pokego1

Justru saya menemukan Oddish di sebuah mal diwilayah Cibubur dan Eevee di rumah tetangga. Banyak Pidgeot di wilayah komplek membuat saya berhasil melakukan evolve Pidgey menjadi Pidgeot.

pokego2

Setelah bermain selama 3-4 hari saya baru mengumpulkan lebih dari 18 pokemon namun karena saya transfer untuk mendapatkan candy guna untuk melakukan evolve jadi saya saat ini hanya memiliki 18 pokemon.