Sekitar 40% Pria Jepang Tidak Dapat Tidur Nyenyak Karena Tekanan Pekerjaan

November 21, 2016 19:00
Sekitar 40% Pria Jepang Tidak Dapat Tidur Nyenyak Karena Tekanan Pekerjaan

Sebuah isu kontroversial terkait sejumlah kasus bunuh diri yang melibat para karyawan berusia muda yang berkerja di perusahaan iklan besar Jepang, Dentsu, tengah menjadi sorotan menyusul info mengenai kondisi para karyawan dan buruh yang mengalami kerja berat berlebihan di Jepang. Investigasi yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah perusahaan Jepang mengungkap berbagai efek dari praktik kerja yang kurang sehat ini.

Dentsu ditenggarai memaksa karyawan kerja lembur untuk mencegah penumpukan pekerjaan, yang menyalahi aturan mengenai batasan kerja lembur hingga jam 10 malam. Hal ini yang diduga menjadi menyebab tekanan kerja yang dialami sejumlah karyawan perusahaan di Jepang.

Mungkin ini sedikit mengejutkan, karena sebenarnya banyak orang tidak bisa tidur karena tekanan pekerjaan yang mereka alami saat berada di kantor atau perusahaan tempat mereka bekerja. Mungkin kamu bertanya-tanya ada berapa banyak pria Jepang yang mengalami hal ini? Sebuah survei menunjukkan bahwa sekitar 30-40% pria Jepang tidak bisa tidur akibat tekanan pekerjaan, terutama pada segmen pria usia kerja (20 hingga 50 tahun). Hal ini merujuk pada hasil berbagai survei terkait masalah kesehatan dan nutrisi masyarakat Jepang yang diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan, Buruh, dan Kesejahteraan Jepang seminggu yang lalu.

miya stress

Survei ini mengambil sampel lebih dari 7.000 warga Jepang usia kerja yang menunjukkan hasil bahwa 40% pria dan wanita tidur kurang dari enam jam sehari. Hasil survei ini menunjukkan tajamnya peningkatan sejak sepuluh tahun yang lalu dimana pada saat itu hanya 28% warga Jepang yang mengalami hal tersebut. Umumnya dokter menganjurkan kepada orang-orang yang mengalami hal tersebut untuk tidur selama delapan jam agar tetap sehat.

Untuk wanita pada rentang usia yang serupa, masalah ini lebih diakibatkan oleh fokus pada telepon genggam, game, dsb (33% wanita pada usia 20 tahunan) dan membesarkan anak (32% wanita pada usia 30 tahunan.)

Hasi survei ini juga mengungkapkan bahwa generasi muda, khususnya pada para wanita berusia muda; memiliki pola makan yang buruk dibandingkan orang-orang pada usia 60 tahun. Dikatakan bahwa mereka memilih untuk makan diluar dan menikmati cemilan daripada memakan masakan rumah yang lebih sehat.

Hasil ini menunjukkan bahwa masyarakat Jepang sama seperti masyarakat kontemporer dibelahan Bumi mana pun, terlalu banyak aktivitas, terlalu banyak bekerja, sedikit waktu untuk bersantai dan menikmati kehidupan mereka.

Sumber: JapanToday

Sorry. No data so far.