Gursewak Singh adalah seorang remaja berusia 17 tahun yang tinggal di prefektur Chiba, tempat ia lahir dan hidup hingga sekarang. Walau keturunan India, ia mampu berbahasa Jepang dengan fasih, bersekolah di sebuah SMA, dan memiliki mimpi bisa kuliah dibidang web design saat ia lulus SMA. Kepandaiannya bisa dilihat saat ia menggunakan komputer yang ia dan adiknya miliki, yang Singh dan temannya bangun bersama dari nol.
Namun nasib Singh berada diujung tanduk, ia dan keluarganya harus dideportasi ke negara yang asing bagi dirinya. Hal ini dikarenakan kedua orang tuanya yang asli India, pergi ke Jepang pada tahun 1990an karena konflik agama di India.
Selama ini Singh dan keluarganya hidup diluar pantauan pemerintah hingga akhirnya mereka mendapatkan surat pembebasan sementara pada tahun 2001 saat orang tua Singh mendaftarkan suaka di Jepang yang berarti Singh dan keluarganya boleh tinggal di Jepang, selama kasus mereka dipelajari oleh pemerintah Jepang. Hal ini menyebabkan Singh dan keluarganya tidak boleh bekerja, mendapatkan asuransi kesehatan, dan harus meminta ijin khusus bila ingin bepergian dari wilayah tempat mereka tinggal.
Singh dan saudaranya telah mewarisi status pencari suaka dari kedua orang tuanya, jadi walau lahir dan besar di Jepang, pilihan untuk menjadi warga asli Jepang tidak berlaku untuk Singh dan keluarganya.
Kedua orang tua Singh mengatakan mereka diberi ultimatum bahwa mereka akan diberikan status visa yang mereka incar selama ini dengan syarat kedua orang tua Singh harus kembali ke India, hal ini tentunya akan memecah keluarga tersebut.
Jepang terkenal jarang dalam menerima pengungsi, dimana hal ini diakibatkan oleh kekhawatiran jumlah pengungsi akan memberatkan ekonomi negara dan berbagai masalah keamanan lainnya.
Kasus mengenai pengungsi ini memang rumit dan tak ada penyelesaian yang mudah, sangat sulit untuk membenarkan deportasi Singh dan adiknya ke negara yang asing bagi mereka, karena Jepang merupakan rumah bagi keduanya.
Sumber: Rocketnews
Comments