[Review] The Last Guardian

Sama seperti Final Fantasy XV (sebelumnya dikenal sebagai Final Fantasy Versus XIII), “The Last Guardian” adalah salah satu game yang sudah lama dinantikan sejak era PlayStation 3 tetapi akhirnya baru rilis untuk PlayStation 4.

The Last Guardian sangat dinantikan oleh banyak orang karena Fumito Ueda sebelumnya berhasil menghadirkan 2 game dengan atmosfir dan gameplay yang sangat unik yaitu ICO dan Shadow of the Colossus. Tetapi game ini sangat dinantikan karena diundur berkali-kali dan lama tidak ada kabar, bahkan sampai beredar rumor game-nya dibatalkan.

Kisah Seorang Anak & Makhluk Misterius

Dalam The Last Guardian, kalian akan mengendalikan seorang anak yang tiba-tiba terbangun di sebuah kastil. Tanpa mengerti apa-apa, tiba-tiba kalian melihat sebuah makhluk besar yang terluka. Mahluk itu berbentuk seperti gabungan anjing, kucing, dan burung.

Setelah kalian selamatkan binatang yang bernama Trico ini, dia mulai mengikuti kalian. Pada awalnya, Trico tidak begitu akrab, layaknya binatang nyata. Tetapi seiring perjalanan untuk berusaha kabur dari kastil yang berada di kawah gunung, persahabatan kalian mulai terbangun.

Sepanjang perjalanan, kalian harus saling membantu. Kadang ada tempat yang hanya bisa kalian masuki, kadang ada juga tempat yang perlu bantuan Trico untuk bisa dicapai. Karena Trico tidak bisa kalian kendalikan, maka petualangan ini terasa seperti petualangan bersama binatang peliharaan kalian yang sudah seperti rekan.

Tentunya aksi Trico pun benar-benar terasa seperti makhluk hidup. Dia akan bertindak sendiri dan kadang aksinya sering membuat kalian kesal. Contohnya adalah pada saat meminta Trico untuk melompat ke arah yang diinginkan, dia malah melompat turun ke jalan awal.

Kontrol dan Animasi yang Unik

Kontrol di The Last Guardian cukup unik, sama serupa dengan ICO dan Shadow of the Colossus. Contoh keunikannya adalah tombol segitiga untuk melompat. Meski begitu, kontrolnya tidak begitu mengganggu begitu kalian sudah biasa.

Yang paling mengganggu dari The Last Guardian ada 2 hal: kamera dan animasi karakter. Pergerakan kamera sering kali terganggu ketika kalian naik ke atas Trico, terutama pada saat di ruangan sempit. Untungnya hal ini tidak sampai membuat kalian membanting controller.

Sedangkan untuk animasi karakternya terasa unik karena menggunakan procedural animation yang artinya animasinya otomatis dibuat oleh program. Meski begitu animasinya tetap terasa nyata. Tetapi kadang animasinya mengganggu permainan karena perhitungan programnya kacau.

Verdict: Penantian Lama Terbayar

Setelah menanti lama, akhirnya The Last Guardian bisa dimainkan. Dari segi gameplay, The Last Guardian lebih mirip ICO daripada Shadow of the Colossus. Tetapi perbedaannya adalah rekan kalian adalah sebuah makhluk besar dan jauh lebih kuat dari diri kalian.

Salah satu hal yang membuat tegang dari game ini adalah setting tempatnya. Kastilnya bukan sekedar kastil yang berada di tanah, tetapi berupa banyak menara. Karena itu, kalian akan sering melompat antar platform. Kalian akan sering merasa ragu ketika melakukan lompat karena takut jatuh.

Dari segi cerita, The Last Guardian tidak terlalu spesial dan cukup klise. Tetapi kalian akan menikmati usaha sang anak dan Trico untuk melarikan diri dan juga merasakan relasi antar mereka.