[JOI Music] Sakanaction

December 20, 2016 19:23
[JOI Music] Sakanaction

JOI Music minggu ini menghadirkan grup alternative rock/new wave yang terkenal berkat musik mereka yang berbeda dari skena musik mainstream pop Jepang saat ini dan berhasil menjadi artis populer di sana. JOI Music menghadirkan Sakanaction sebagai featured artist minggu ini yang juga pernah mengisi lagu tema untuk live action dari Bakuman.

Sakanaction merupakan grup alternative/new wave/dance rock yang berasal dari Sapporo, Hokkaido Jepang. Mereka terbentuk pada tahun 2005 dan terdiri dari Ichiro Yamaguchi (vokal, gitar), Motoharu Iwadera (gitar), Ami Kusakari (bass), Emi Okazaki (keyboard), dan Keiichi Ejima (drum). Sakanaction terdiri dari dua kata yaitu sakana (ikan) dan action (aksi), mereka mengibaratkan Sakanaction sebagai band yang bergerak cepat dan ringan tanpa takut akan skena musik yang berganti-ganti seperti gerakan ikan.

Sakanaction telah mengeluarkan enam album, tujuh belas single, satu live album, satu kompilasi album dan empat EP. Keempat album mereka telah masuk ke posisi 10 besar di Jepang dan album keenam mereka Sakanaction yang dirilis pada 13 Maret 2013 berhasil menjadi juara satu di Jepang dan sepuluh single mereka berhasil masuk ke 10 besar di Oricon Single Chart.

Mereka menjadi populer di Jepang tanpa takut untuk kehilangan keunikan dari musiknya, mereka menjadi bintang di Jepang tanpa merubah arah musiknya 180 derajat. Mereka membawa keunikan tersendiri di skena pop Jepang dengan live performance yang memukau dan nyeni.

Era awal

Vokalis Sakanaction Ichiro Yamaguchi memulai band bernama Dutchman pada 1998 dengan teman SMA-nya Motoharu Iwadera. Band ini mempunyai aliran indie rock dan terinspirasi dari band Inggris. Dari tahun 2000 sampai 2003 mereka merilis satu single berjudul Fly dan satu album berjudul demonstration. Dutchman bubar pada tahun 2004 karena tidak mendapat kepopuleran yang berarti. Sakanaction terbentuk pada tahun 2005 ketika Yamaguchi bekerja di toko kaset dan mendengar “Owari no Kisetsu” dari Rei Harakami, ia kembali mengajak Iwadera untuk menjalankan band ini.

Pada musim semi 2006 beberapa personil lainnya ikut serta. Kusakari baru saja keluar dari band lamanya, Ejima dikenalkan oleh temannya dan Okazaki adalah rekan Yamaguchi di toko kaset. Nama “Sakanaction” awalnya ditentang oleh Iwadera tetapi Yamaguchi memaksa untuk menggunakan nama band tersebut.

Era album pertama

Ketika masih menjadi personil Dutchman, Yamaguchi sudah dilatih oleh Victor Entertainment. Setelah mereka mendapatkan tempat di Rising Sun Rock Festival 2006 ia langsung memberikan materi Sakanaction ke Victor dan mendapat kontrak rekaman oleh sublabel mereka BabeStar. Setelah mendapat kontrak rekaman mereka mengerjakan album pertama mereka di Sapporo berjudul Go to the Future.

Album perdana mereka memakan waktu produksi hanya dalam waktu satu bulan, hal ini muncul karena banyak materi di album ini telah muncul pada materi Dutchman seperti “Mikazuki Sunset”, dan “Inner World”. Yamaguchi menyatakan bahwa album ini seperti kartu nama untuk Sakanaction karena banyaknya materi lagu yang sudah jadi.

Yamaguchi mulai mencoba untuk memadukan musik dance dan rock pada album ini dan dicoba pada “Shiranami Top Water”. “Mikazuki Sunset” dan “Shiranami Top Water” mendapat perhatian dari pendengar radio di Sapporo dan berhasil masuk ke chart FM North Wave Sapporo Hot 100 di bulan September 2006. Go to the Future dirilis pada 9 Mei 2007 dan berada di posisi 105 di minggu pertamanya. Go to the Future menjadi album kedua terlaris di Tower Records dan HMV di Sapporo. Kritikus musik disana memuji album ini karena bisa menyatukan sound dance dengan teknik yang cukup kompleks.

Era album kedua

Setelah mereka mendapatkan tanggapan positif pada Go to the Future tim label BabeStar langsung menyuruh mereka untuk membuat album kedua mereka berjudul Night Fishing. Night Fishing merupakan album pertama bagi Sakanaction yang dikerjakan bersama-sama karena sebelumnya mereka hanya memakai kumpulan lagu yang sudah jadi. Materi dari album ini merupakan jawaban dan kritik terhadap album pertama, mereka menyadari bahwa mereka tidak perlu takut untuk membuat musik yang berbeda dari musik mainstream. Mereka bereksperimen dengan banyak jenis musik seperti progressive rock, paduan suara, ambient, dan folk.

Tekanan dari label, munculnya pertikaian antar personil soal gaya bermusik mewarnai pembuatan album ini. Sakanaction sempat bertikai dengan label-nya soal lagu mana yang akan dipromosikan pertama kali. Label mereka memilih “Sample” sedangkan Yamaguchi memilih “Night Fishing Is Good” tetapi karena “Night Fishing Is Good” terlalu panjang maka “Sample” dipilih menjadi lagu promosi. Pada saat itu Yamaguchi juga mulai memakai YouTube sebagai media promosi lagu mereka dan membuat video low-budget untuk “Night Fishing Is Good” yang diunggah di YouTube.

Night Fishing dirilis pada 23 Januari 2008 dan duduk di posisi 53 di Oricon Album Chart. Album ini mendapat tanggapan positif oleh kritikus musik karena berhasil menggabungkan musik jaman dulu ke dalam musik jaman sekarang dan beberapa menyatakan bahwa album ini merupakan perpaduan antara Daft Punk dan Cornelius.

Era album ketiga

Setelah merilis Night Fishing mereka mendapatkan kesempatan untuk tampil di Summer Sonic 2008 dan mereka mencari management baru. Mereka meneken kontrak dengan Hipland Management yang mengharuskan mereka untuk pindah dari Sapporo ke Tokyo agar musik mereka bisa didengarkan ke penonton yang lebih luas. Awalnya Iwadera dan Kusakari tidak mau meninggalkan Sapporo tetapi Yamaguchi berkata bahwa mereka tidak akan berkembang jika tetap di Sapporo yang diamini oleh personil lainnya. Pada musim semi 2008 mereka pindah ke Tokyo dari Hokkaido dan pindah dari sublabel Babestar ke label utama Victor.

Pada April 2008 mereka langsung mengerjakan materi untuk album ketiga mereka berjudul Shin-shiro. Pada proses pengerjaan untuk album ini Yamaguchi membuat lagu lalu memberikan mandat kepada masing-masing personil untuk membuat mentahannya berdasarkan visi masing-masing demi mencari sound yang baru. Cara ini cukup ampuh untuk membuat sound baru dari band ini dan lahirlah “Sen to Rei” yang mencampurkan sound dance yang kencang dengan sound rock yang upbeat.

“Sen to Rei” menjadi single fisik perdana mereka yang berhasil duduk di posisi 35 di Oricon Single Chart dan masuk ke posisi 9 di Japan Billboard Hot 100. Single ini membuat nama Sakanaction mulai besar di penikmat musik alternative Jepang. Mereka merilis digital single berikutnya berjudul “Native Dancer” yang sukses membuat mereka pulang dengan piala Space Shower Music Video Awards 2010 untuk kategori “Best Conceptual Video”. Shin-shiro mendarat di posisi kedelapan di Oricon Album Chart dan menjadi album pertama mereka yang berhasil menembus posisi 10 besar di Jepang.

Era album keempat

Yamaguchi merasa tidak puas dengan penjualan album Shin-shiro yang mentok di angka 16 ribu kopi dan ia langsung membuat sesuatu yang lebih pop. Mereka membuat single “Aruku Around” yang mencampurkan musik synthpop dan four-on-the-floor beat dan dirilis pada 6 Januari 2010. Single ini langsung duduk di posisi ketiga di Oricon Single Chart dan empat di Billboard Japan Hot 100. Lewat video klipnya yang unik lagu ini berhasil membawa pulang piala untuk kategori “Video of the Year” dalam ajang Space Shower Music Video Awareds 2010 dan Excellent Prize dalam Japan Media Arts Festival.

Mereka melanjutkan kesuksesan ini dengan membuat album keempat mereka Kikuuiki yang bermakna Udara Campuran. Yamaguchi memilih judul ini karena ia ingin memadukan sesuatu yang tidak bisa dicampur seperti progressive rock dengan dance music, Japanese folk music dengan ambient dan sebagainya. Mereka juga ingin membuat musik pop yang nyeni tapi tetap terdengar komersil. Album ini dirilis pada 17 Maret 2010 dan mendarat di posisi ketiga di Oricon Album Chart dan berhasil terjual sebanyak 59 ribu kopi. Sebuah pencapaian perdana bagi band tersebut untuk menjual album sebanyak lebih dari 30 ribu kopi.

Era album kelima

Sebelum merilis album kelima, mereka merilis tiga single terlebih dahulu untuk menyegarkan pikiran mereka kembali setelah mengalami tekanan akibat terus menerus merilis album. Mereka merilis single yang terpengaruh oleh musik latin dan dance punk pada “Identity”, new wave dan big beat pada “Rookie”, dan electropop pada “Bach no Senritsu wo Yoru ni Kiita Sei Desu”. Lewat video klipnya yang nyentrik mereka kembali membawa penghargaan “Best Video Of The Year” pada Space Shower Music Awards 2012 dan terjual sebanyak 100 ribu kopi secara digital. Mereka juga untuk pertama kalinya tampil di Nippon Budokan pada Oktober 2010 dan menjadi milestone tertinggi untuk Sakanaction pada saat itu.

Ketika mengerjakan album kelima berjudul Documentaly Yamaguchi merasa bahwa ia harus membuat musik yang menggambarkan kejadian sewaktu gempa besar Tohoku pada tahun 2011 dan ia ingin membuat musik yang bisa diikuti oleh khalayak ramai seperti Girls’ Generation,  TVXQ, dan AKB48.

Mereka membuat album kelima dengan mindset pop yang besar dan dengan kejadian gempa Tohoku yang baru melanda Jepang. Menurut Yamaguchi Documentaly terdiri dari dua kata yaitu Document dan Mentally. Ia ingin album kelimanya menjadi sebuah dokumen atas pemikiran dari personil Sakanaction atas semua kejadian yang menimpa mereka saat ini. Documentaly dirilis pada 28 September 2011 dan berhasil menjadi juara kedua di Oricon Album Chart dan juara keempat di Oricon Monthly Album Chart sepanjang bulan Oktober 2011. Album ini berhasil terjual sebanyak 100 ribu kopi dan merupakan album terlaris Sakanaction pada saat itu.

Era album keenam dan lagu Bakuman

Kesuksesan atas album kelima membuat Sakanaction menantang diri mereka sendiri membuat lagu yang sesuai untuk drama dan iklan. Mereka merilis “Boku to Hana” pada 15 Mei 2012 yang menjadi lagu tema dari drama 37-sai de Isha ni Natta Boku: Kenshui Junjou Monogatari. “Yoru no Odoriko” dirilis pada 29 Agustus 2012 dan menjadi lagu iklan untuk sekolah desain Mode Gakuen dan mendarat di posisi kelima di Oricon Single Chart. “Music” dirilis pada 23 Januari 2013 dan menjadi lagu tema untuk drama dinner.

Sakanaction mengibaratkan album keenam mereka seperti Mobius strip yang menggambarkan sinergi dari lagu yang dibuat untuk masyarakat awam dengan selera mereka sendiri. Album keenam mereka yang diberi nama Sakanaction berhasil menjadi juara di Oricon Album Chart dan terjual 83 ribu kopi dan bertahan selama empat minggu di posisi sepuluh besar di Jepang. Album ini berhasil mengalahkan album kedua Bruno Mars Unorthodox Jukebox di iTunes Japan 2013 dari segi penjualan digital. Album ini berasil terjual sebanyak 176 ribu kopi secara fisik dan 100 ribu kopi secara digital membuat album ini menjadi album terlaris dari Sakanaction.

Pasca album keenam mereka merilis beberapa single seperti “Goodbye/Eureka”, “Sayonara wa Emotion/Hasu no Hana”, dan “Shintakarajima”. “Shintakarajima” menjadi lagu tema untuk adaptasi live-action dari Bakuman. Lagu ini terinspirasi dari komik Osamu Tezuka berjudul yang sama dan menggabungkan alternative rock, dance music, serta pop. Single ini berhasil menjadi nomor satu di Japan Billboard Hot 100 dan masuk ke posisi 9 di Oricon Weekly Single Chart. Mereka juga membuat musik untuk Bakuman dan diberi nama Motion Music of Bakuman. Album ini mendapat penghargaan pada Japan Academy Prize ke-39. “Shintakarajima” menjadi lagu mereka yang paling populer di YouTube dan berhasil diputar sebanyak 36 juta kali di YouTube. “Shintakarajima” keluar sebagai lagu Jepang kedua yang paling banyak diputar di YouTube sepanjang 2015.

Mereka telah merilis single terbaru setelah satu tahun berjudul “Tabun, Kaze.” yang dirilis pada 19 Oktober 2016 kemarin yang terinspirasi dari musik dan mode 80’an dengan sound synthpop yang kuat. Single ini berhasil duduk di posisi keempat di Oricon Single Chart.

Situs Resmi

Twitter

Instagram

Official YouTube Channel

Sorry. No data so far.