Osamu Yamasaki Mendiskusikan Kondisi Kerja Industri Anime

January 5, 2017 11:38
Osamu Yamasaki Mendiskusikan Kondisi Kerja Industri Anime

Melihat gambar header diatas, para pembaca lama harusnya sudah bisa menebak apa isi artikel ini. Ya, ini adalah artikel pertama untuk tahun ini tentang kondisi kerja industri anime yang belum juga membaik.

Survey AEYAC dan pengakuan PA Works bahwa para animator harus membayar biaya “sewa”  untuk bekerja adalah contoh berita belakangan ini yang menunjukkan sulitnya hidup di industri ini. Osamu Yamasaki, selaku sutradara dari anime seperti Hakuoki; lewat wawancaranya dengan Business Journal memberi pandangannya tentang kehidupan para animator dan kondisi industri anime saat ini.

Animator dibayar dari output kerja mereka, mereka dangan kecepatan dan kualitas kerja yang bagus dapat menghasilkan 5-6 Juta Yen (550-670 Juta Rupiah) pertahunnya. Hanya saja sebagai gantinya mereka harus bekerja minimal 10 jam perhari secara terus menerus. Tidak jarang seorang animator penghasilannya dibawah 1 Juta Yen (114 Juta Rupiah) pertahun karena gagal memenuhi standar tersebut. Banyak animator baru yang tidak mampu bertahan selama 3 tahun pertamanya (periode latihan profesi ini) dan keluar dari industri ini.

Yamasaki mengatakan hanya 1 dari 10 animator baru yang mampu bertahan. Hasilnya, kebanyakan veteran di industri ini rata-rata berusia 40-50 tahun. Dalam 10 tahun rata-ratanya akan naik ke 60 tahun dan masa depan industri anime akan terancam akibat buruknya regenerasi bakat.

Hanya studio anime besar saja yang bisa memberi upah yang pantas, karir yang stabil, dan lingkungan kerja yang baik, sehingga mereka dapat mengembangkan bakat baru dan menarik animator berkualitas. Hal ini tentunya membuat studio yang lebih kecil tidak mampu menarik bakat dan harus bergantung dengan para freelancer yang pembiayaannya kecil dan memiliki kualitas kerja yang sepadan.

Kalian bisa melihat sendiri output produksi anime yang terus meningkat tiap musimnya, studio besar sekalipun seringkali harus meng-subkontrak studio kecil lainnya. Margin penghasilan dari produksi anime semakin mengecil sehingga para studio semakin bergantung pada komite produksi/sponsor untuk mengurangi risiko. Memang terkadang produksi anime semacam Kimi no Na wa menghasilkan cukup banyak kentungan yang bahkan bisa dinikmati para animator junior studio ComixWave, namun anime sekelas ini jarang sekali ada. Singkatnya, secara keseluruhan penghasilan studio anime terus menurun.

Kalian yang sudah menonton Shirobako mungkin ingat dengan episode dimana tiap karakter mengatakan kenapa mereka bekerja di industri ini, tidak satupun dari karakter mengatakan bahwa mereka menginginkan uang, mereka bekerja karena membuat anime adalah impian mereka. Yamasaki berpendapat bahwa passion ini juga yang membuat para animator jarang menuntut kondisi kerja yang lebih baik ataupun mengorganisasikan sebuah perserikatan untuk merubah kondisi kerja saat ini.

Yamasaki mengatakan bahwa para sutradara menyadari krisis yang akan segera datang ini, turunnya pendanaan dan kualitas sumber daya manusia akan menjadi ancaman terbesar industri anime untuk 5 tahun kedepan. Yamasaki berpikir bahwa “Industri anime membutuhkan sebuah model bisnis baru” agar industri ini mampu terus hidup.

Saya secara pribadi lebih suka model dimana saya bisa langsung memberi uang pada para kreator seperti Patreon, Enty, dan Bandcamp. Hanya saja untuk mendanai studio anime secara konsisten saya tidak yakin ketiga contoh tersebut mencukupi.

Sumber: ANN