Karyawan Taman Nasional Tokyo Membagikan Tiket Gratis Karena Terlalu Takut dengan Orang Asing

January 23, 2017 10:56
Karyawan Taman Nasional Tokyo Membagikan Tiket Gratis Karena Terlalu Takut dengan Orang Asing

Saya punya teman yang walaupun nilai bahasa Inggrisnya bagus, sayangnya dia terlalu malu atau tegang untuk bicara dengan pendatang dari luar negeri. Kekurangan ini sayangnya membatasi lapangan kerja yang bisa mereka masuki, seperti bekerja di taman nasional yang sering didatangi turis asing contohnya.

Taman Nasional Shinjuku Gyoen nampaknya memiliki staf dengan karakter semacam itu. Taman yang terletak di jantung kota Tokyo ini memiliki biaya masuk 200 Yen (23.000 Rupiah) dan anehnya gratis untuk pendatang dari luar negeri, terutama yang terlihat intimidatif.

Hal ini bukan karena promo untuk menarik para turis yang terlihat seram untuk memenuhi taman ini, namun akibat sang penjaga tiket terlalu takut untuk menagih uang masuk pada mereka. Hal ini telah terjadi sejak April 2014 kemarin.

taman nasional shinjuku gyoen 01

Sang karyawan yang identitasnya dirahasiakan melakukan hal ini dengan mencetak tiket, membatalkan pemesanannya di komputer, lalu memberikannya ke turis. Pada Desember 2016 kemarin staf lain memperhatikan keanehan ini dan melaporkannya ke manajemen atas. Setelah pemeriksaan ternyata sejak dua setengah tahun terakhir telah terjadi 160.000 pembatalan pembelian.

Menteri Lingkungan Jepang lalu memulai investigasi ke penjaga tiket berusia 71 tahun tersebut atas tuduhan penggelapan penjualan. Sang penjaga lalu mengaku dia melakukan hal ini karena dia “Tidak dapat berbicara bahasa asing dan sempat trauma akibat orang asing yang meneriaki dirinya dulu.”

Karena jumlah kerugian tidak dapat diketahui dan tidak jelas berapa banyak pembatalan tersebut yang sifatnya valid, sang penjaga tiket diberikan peringatan dan pengurangan gaji sebesar 10%. Hanya saja dia memutuskan untuk pensiun dan mengembalikan setengah dari uang pensiunnya yang besarnya 300 ribu Yen (35 juta Rupiah).

Respon netizen dari insiden ini bermacam-macam:

“Jadi asal terlihat seram saja bisa masuk?”

“Kenapa nggak pasang papan pemberitahuan saja?”

“Seharusnya bilang ‘Tiket!’ saja orang asing juga ngerti”

“Setelah berapa puluh ribu pendatang, aneh saja kok nggak belajar bahasa Inggris”

“Mungkin dia bohong untuk menutupi penggelapan. Nggak mungkin ada orang sebodoh ini”

Yang jelas sang bapak penjaga tiket setidaknya tidak harus bekerja di profesi yang jelas-jelas dia tidak cocok ini. Orang yang terlalu takut dengan orang asing memang ada, tapi untuk profesi semacam ini saya rasa meneriakkan “tiket!” sambil menunjuk ke papan/daftar harga tidak terlalu sulit.

Sumber: Rocketnews