Pria 50 Tahun Mati di Antara 6 Ton Majalah Porno

March 6, 2017 10:58
Pria 50 Tahun Mati di Antara 6 Ton Majalah Porno

Kodokushi atau “Mati Sendirian” adalah masalah yang cukup marajalela di Jepang. Akibat maraknya orang yang hidup tanpa pasangan, rekanan, atau keluarga, seringkali orang tersebut kesulitan mendapat bantuan ataupun tidak disadari kehilangannya, kasus berikut ini bisa dibilang adalah contoh kasus ekstrimnya.

Situs Nikkan Spa! Baru-baru ini mewawancarai Takada, seorang karyawan dari Mind, sebuah perusahaan yang berspesialisasi dalam membersihkan rumah orang yang baru saja meninggal sekaligus “mengamankan” barang ataupun data yang tidak ingin diketahui banyak orang. Mind akhir-akhir ini sering mendapatkan kasus Kodokushi. Dimana pada dekade ini jumlah kasus telah meningkat sampai tiga kali lipat.

Takada mengatakan para korban Kodokushi umumnya mengisolasi dirinya sendiri dan menenggelamkan diri pada hobi mereka. Dia menceritakan tentang pria berusia 50 tahun dari Kanagawa yang terobsesi dengan pornografi sampai akhir hidupnya.

Pria tersebut adalah mantan perusahaan otomotif dan tinggal di apartemen. Apartemen tersebut dipenuhi dengan majalah dan kliping porno. Terhitung jumlah koleksinya telah mencapai berat 6 Ton. Pria ini meninggal akibat serangan Jantung dan jasadnya ditemukan setengah terkubur pada berbagai potongan kliping.

Dia baru ditemukan seminggu setelah kematiannya. Sama seperti kasus Kodokushi lainnya, tidak ada orang yang menyadari kehilangannya. Takada mengatakan bahwa ada kasus dimana mayat ditemukan akibat cairan mayat yang menetes pada lantai dibawahnya atau merembes keluar. Namun pada kasus ini cairan tersebut diserap oleh majalah dan kliping sehingga butuh waktu lama sampai jasadnya menghasilkan bau yang terlalu busuk.

Takada sendiri melihat satu aspek positif dari kasus ini, majalah dan kliping tersebut melindungi lantai dan dinding dari kerusakan, jadi setidaknya apartemen tidak perlu dibongkar. Walaupun saya tidak yakin apartemen dengan kematian seperti ini akan tinggi harga jualnya.

Pemerintah Jepang sendiri menyarankan para pemilik gedung untuk mengecek penyewa mereka untuk menghindari kasus seperti ini. Di Prefektur Miyagi para polisi juga ikut membantu mengunjungi individu yang rawan dengan mengantarkan makanan, minuman, dan koran.

Sumber: Rocketnews

Sorry. No data so far.