[3 Episode Rule] Sakurada Reset

Rasanya sudah lama sekali saya tidak menulis 3 Episode Rule, karena kebetulan season lalu memang tidak menonton banyak anime dan kepala saya sudah keburu penuh dengan kebodohan Iok dan Julietta dari IBO. Namun setidaknya, saya bisa menyempatkan diri untuk menonton beberapa anime di musim ini, dan di antaranya, yang paling saya tunggu mungkin adalah Sakurada Reset.

Salah satu alasan kenapa saya sangat ingin menunggu drama yang satu ini adalah karena saya tertarik dengan premisnya, pemuda yang memiliki ingatan fotografis dan seorang wanita yang bisa mengulang waktu. Kemampuan yang sangat diinginkan oleh banyak orang, siapa sih yang tidak ingin memperbaiki kesalahan yang pernah kamu buat di masa lalu?

Ekspektasi saya cukup tinggi untuk film ini walaupun saya belum pernah membaca novel materialnya, untungnya anime ini menjawab dengan cukup baik semua keinginan saya.

Town full of special ability user, what could possibly go wrong?

Asai Kei, protagonis dari seri ini tertarik untuk datang ke kota Sakurada, sebuah kota kecil di pesisir pantai yang indah dan memiliki rahasia besar. Penduduk dari kota ini memiliki kekuatan spesial yang unik di setiap individunya. Kei sendiri memiliki ingatan fotografis, artinya dia tidak akan melupakan hal-hal yang sudah pernah diingatnya sebelumnya, dia dipasangkan dengan Misora Haruki yang memiliki kemampuan untuk mengulang waktu sampai 3 hari ke belakang, bayangkan apa yang bisa dilakukannya dengan kedua kemampuan itu.

Kota Sakurada memang sepintas terlihat sangat damai dan sepertinya aman, namun tidakkah kemungkinan sebuah kota penuh pemilik kemampuan spesial ini membuatmu merasa sedikit resah? Bila kemampuannya cukup harmless seperti Haruki dan Kei, mungkin tidak apa-apa. Namun bila kemampuannya membahayakan jiwa seperti kemampuan untuk membunuh, ceritanya bisa jadi jauh lebih menarik.

Senang mengulang-ulang

Kalau kamu tidak suka menoton anime yang suka mengulang-ulang, mungkin anime ini bukan untukmu. Bagi saya, ini serasa menonton film Vantage Point, karena mereka selalu mengulang-ulang film tersebut dari berbagai sudut pandang. Bedanya di film ini, adalah sudut pandang Kei yang mencoba untuk mengubah keadaan menggunakan kekuatan reset milik Haruki yang kita lihat.

Setidaknya menonton ini tidak akan separah saat kita menonton Endless Eight.

The charm of being a ‘plain’ anime

Ada daya tarik tersendiri bagi anime-anime yang sangat plain bagi saya. Sepertinya sang pembuat anime percaya kalau mereka tidak perlu membuat desain karakter yang keren dan mewah, atau latar belakang yang detil dan breathtaking dan dapat menarik penonton hanya dengan cerita dan pacingnya. Mungkin hal tersebut juga berlaku bagi Sakurada Reset.

Banyak orang yang menonton episode pertamanya berkata kalau seri ini sangat membosankan. Saya cukup setuju, episode pertamanya memang sangat bertele-tele dan dihabiskan dengan memperlihatkan anak-anak SMA ngegalau di atap. The first episode felt like forever, though it might be worth your time to stick around some time longer.

But the twists were great

Kadang-kadang, apa yang tidak kita sangka-sangka akan muncul dalam film ini. Seperti di akhir episode pertama, ternyata seorang anak yang menjadi teman bicara Haruki adalah sudah meninggal 7 tahun lalu, dia adalah anak yang ‘diciptakan’ oleh kemampuan ibunya. Sakurada Reset sepertinya memiliki tendensi untuk mengakhiri episodenya dengan ‘sesuatu yang menggantung’, membuat para penonton tidak sabar menanti apa kejutan yang akan disuguhkan di minggu depan.

Not that I mind, it’s just that I really hate cliffhangers.

Hubungan yang ngegantung

Setelah 3 episode yang disuguhkan oleh Sakurada Reset, tidak akan heran bila kamu ingin supaya Kei dan Haruki akhirnya jadian. Namun karena keadaan, dia tidak bisa menerima cinta Haruki, karena menurutnya itu bukanlah cinta, tapi lebih kepada kekaguman. Kei sendiri memiliki rasa penyesalan yang cukup dalam di hatinya, karena penggunaan kekuatan ‘reset’ Haruki membuatnya ‘kehilangan sesuatu’.

Apakah hubungan ini nantinya bisa tersambung di akhir cerita? Mari kita ikuti seri ini bersama-sama

Verdict: It’s okay/10

Untuk saat ini, saya tidak bisa memberikan nilai lebih selain yang sudah saya tulis di atas. Premis anime ini menarik dan cukup untuk membuat saya bertahan, namun tidak sampai ‘wah banget‘ atau dramanya ada yang bikin menangis sesenggrukan. Beberapa plot twist saat Kei memutar kembali waktu di episode ketiga memang cukup menarik, dan saya harap lebih banyak plot twist seperti itu akan diperlihatkan di masa depan.

Saya juga cukup senang ekspektasi saya tidak terbanting, setidaknya anime ini bisa menemui standard yang sudah saya harapkan untuknya.

If anything, the vi-kei ending music really got me to stick around.

Etherlite: pls git gud/10

Mungkin banyak yang sudah baca kalau saya sering mengeluhkan directingnya yang subpar di JOI spotlight. Di satu sisi memang kenyataannya seperti itu, banyak bicara yang bertele-tele, impact dari sebuah twist yang kurang, sampai adegan yang muncul di preview episode berikutnya tidak ditunjukkan di episode berikutnya. Untuk sebuah anime yang sudah dipastikan memiliki 2 cour, mengapa mereka harus mengurangi informasi yang diberikan?

Di sisi lain, premisnya sangat menarik; meskipun terasa seperti anime mid-2000, mereka membawa tema-tema yang saya sukai: time travel, ambiguous moral decision, mystery, dan tragedy. Makanya saya masih ingin melanjutkan menonton anime ini. Saya harap directingnya bisa lebih bagus agar menjadi semakin menarik lagi.

p.s. Misora lebih cakep rambut panjang