90% Kereta Jepang Bersiap Menghentikan Layanannya Bila Terancam Rudal Korea Utara

May 9, 2017 19:07
90% Kereta Jepang Bersiap Menghentikan Layanannya Bila Terancam Rudal Korea Utara

Sekitar 90% penyedia jasa operasi kereta api besar di Jepang sudah bersiap-siap untuk menghentikan layanan transportasinya bila terancam rudal balistik dari Korea Utara menurut Kyodo News. Artinya, ancaman rudal saja dari Korea Utara dapat langsung membekukan transportasi publik di Jepang. Respons yang cepat diperlukan untuk meminimalisir kerusakan yang akan terjadi dari serangan tersebut.

Di antara 31 operator kereta besar di seluruh negeri, 27 mengatakan kalau mereka akan menghentikan layanannya berdasarkan informasi yang diterima dari J-Alert system, sebuah sistem keamanan berbasis satelit milik pemerintah. 9 di antaranya akan langsung menghentikan layanan kereta setelah mendapatkan kabar peluncuran rudal walaupun mereka belum tahu di mana rudal tersebut akan mendarat.

JOI - taepodong rudal korea utara

Pemerintah meluncurkan sistem J-Alert untuk mendeteksi apakah ada rudal yang masuk ke area udara Jepang, dan kemudian mereka harus menentukan apakah rudal tersebut akan jatuh di negaranya dan sesegera mungkin menotifikasikan para penduduk. Profesor di Universitas Kansai, Seiji Abe mengatakan kalau rudal dari Korea Utara semakin lama semakin terlihat sebagai ancaman yang nyata.

Banyak perusahaan yang mulai waspada setelah tensi yang meningkat antara Jepang dengan Korea Utara sejak bulan April lalu. Korea Utara dilaporkan sedang meluncurkan tes rudal-rudal mereka di tanggal 29 April dan kekhawatiran kalau mereka juga sedang melakukan riset nuklir rahasia.

Seorang ibu berusia 36 tahun yang tinggal di Osaka memerlukan kereta agar bisa pulang-pergi bekerja, tapi lebih mementingkan anaknya bila layanan kereta dihentikan. “Aku mengerti hal ini ditujukan bagi keselamatan kita semua, tapi akan jadi masalah kalau aku tidak bisa segera pulang karena aku punya anak yang masih kecil.”

Kyodo News juga mewawancarai banyak perwakilan dari perusahaan kereta masing-masing, namun kebanyakan menjawab kalau mereka hanya akan menghentikan layanan bila mendapatkan peringatan resmi dari Pemerintah lewat sistem J-Alert.

Sampai saat ini, untungnya belum ada rudal yang ‘nyasar’ ke perairan atau langit Jepang dari negara tetangganya tersebut.

Pada tanggal 17 Maret lalu, Jepang mengadakan latihan evakuasi bila Korea Utara tiba-tiba meluncurkan rudalnya. Presiden Trump dari Amerika pun mengatakan kalau Korea Utara sudah ‘berlaku tidak baik’ di hari yang sama. Sekretaris Negara Rex Tillerson juga memberikan petunjuk kalau mereka dapat ‘menyerang’ Korea Utara dalam kunjungannya ke Korea Selatan.

Sumber: Japan Today