Inilah Kenapa Banyak Pekerja Muda Jepang Meninggal Karena Beban Pekerjaannya

Kata karoshi seharusnya sudah cukup dikenal bila kamu mengikuti perkembangan hidup di Jepang. Kata tersebut berarti ‘kematian yang disebabkan oleh terlalu banyak bekerja’, dan kata tersebut menjadi masalah di Jepang beberapa tahun belakangan ini. Dengan banyaknya pekerja muda yang sepertinya terlalu banyak memaksakan tubuh mereka sendiri untuk bekerja. 

Dalam sebuah wawancara dengan BBC News, Makoto Iwahashi ingin membagikan sedikit dari pikirannya mengenai kenapa banyak pekerja muda yang harus meninggal di usia belia karena karoshi.

Menurut Iwahashi, banyak pekerja muda ini yang berpikir kalau mereka tidak punya pilihan lain untuk menjaga pekerjaan mereka dan membuktikan nilai mereka sebagai karyawan. Jadi, satu-satunya pilihan adalah dengan menjadi ‘budak’ bagi perusahaan dan bos mereka.

Perusahaan-perusahaan di Jepang di masa kini juga menerima pegawai muda, dan mempekerjakan mereka di waktu kerja yang cukup lama per harinya, namun hanya untuk sementara waktu saja. Artinya, mereka tidak ditawarkan pekerjaan tetap oleh perusahaan. Berbeda dengan sebelumnya, saat pekerja diberikan beban pekerjaan yang berat, mereka kemudian diangkat menjadi seorang pegawai tetap.

Lingkungan bekerja di Jepang telah menjadi sesuatu yang seperti medan perang bagi mereka yang bekerja paling keras. Di mana mereka yang mau dan bisa kerja lembur maka dapat meyakinkan perusahaan kalau mereka adalah pegawai yang tidak bisa dilepaskan.

Di laporan CNBC pada tahun 2016 mengatakan kalau ada 12% perusahaan yang memberikan beban 100 jam lembur dalam satu bulan, sedangkan 23% lainnya ‘hanya’ memberikan beban lembur selama 80 jam ‘saja’.

Pemerintah Jepang sedang memeriksa mengenai masalah ini, dengan menyarankan sebuah peraturan baru yang hanya memperbolehkan perusahaan untuk memberikan waktu lembur selama 45-60 jam saja setiap bulannya.

Sumber: Nextshark
Gambar: Factriver