Jepang Terus Kehilangan Pandai Besi Katana

August 15, 2017 13:47
Jepang Terus Kehilangan Pandai Besi Katana

Katana (dan berbagai variannya) sebagai senjata memang sudah tidak efektif lagi, sehingga fungsinya sekarang sudah beralih sebagai karya seni dan warisan budaya. Walaupun permintaan untuk Katana sebagai pajangan dan warisan keluarga masih ada, sayangnya ketrampilan ini semakin sulit tumbuh dan jumlah pandai besi katana semakin mengecil.

Di tahun 1989, tercatat ada 300 pandai besi katana di Jepang. 20 tahun kemudian jumlah profesi ini menurun menjadi 188 orang dan usia rata-rata mereka terus naik. Hal ini disebabkan oleh sulitnya melakukan regenerasi profesi akibat standar sertifikasi yang sangat tinggi.

Peminat pertama-tama harus magang dengan pandai besi katana yang bersertifikasi selama 5 tahun. Selama 5 tahun tersebut mereka tidak dibayar sepeser pun sehingga hanya peminat yang memiliki tabungan besar atau dukungan keluarga saja yang mampu melakukannya. Tetsuya Tsubouchi ketua asosiasi pandai besi katana mengatakan bahwa walaupun peminatnya meningkat, sedikit sekali ada peminat yang bisa magang tanpa bayaran selama 5 tahun penuh.

pandai besi katana 02

Setelah 5 tahun, peminat juga harus lulus dari ujian sertifikasi nasional yang berlangsung selama 8 hari. Ujian ini hanya berlangsung sekali setahun saja, jadi bila gagal peminat harus menunggu cukup lama. Kalaupun mereka lulus peminat juga membutuhkan setidaknya 10 Juta Yen untuk membuka pandai besi mereka sendiri.

Tsubouchi juga mengatakan bahwa pelanggan baru juga penting. Saat ini katana yang diminati adalah katana antik yang diburu oleh kolektor, sehingga katana “modern” tidak banyak peminatnya. Namun berkat meningkatnya minat terhadap katana baru dari kalangan Cosplayer, yang uniknya kebanyakan peminat adalah Wanita; para pandai besi katana modern masih bisa mendapat pesanan. Begitu juga dengan kolaborasi dengan seri tertentu, dimana katana bertema Evangelion pernah dibuat.

Tsubouichi juga merasa kalangan Rekijo, julukan untuk wanita yang memiliki minat tinggi dengan sejarah Samurai; dapat mempengaruhi penjualan katana. Dulu pembeli katana baru adalah pria berumur yang ingin memiliki katana untuk dijadikan warisan keluarga, namun dilarang istri mereka karena dianggap sebagai pemborosan. Para Rekijo yang berkeluarga diharapkan lebih berminat dalam membeli katana untuk keluarga mereka.

pandai besi katana 03

Tsubouichi juga mengharapkan budaya Omamorigatana, budaya untuk memberikan katana sebagai hadiah untuk merayakan sesuatu (contohnya pernikahan dan kelahiran) dapat dibangkitkan lagi. Masih belum diketahui apa potensi pasar dalam menggunakan katana untuk mengirim “saran” seperti Miyazaki dulu.

Yang jelas dengan kondisi ekonomi seperti sekarang, sulit sekali untuk generasi baru untuk tertarik dengan profesi yang sangat sulit dimasuki dan tumbuh ini. Kreator veteran yang semakin menua adalah masalah yang umum terjadi di semua industri kreatif Jepang, bahkan untuk sebuah karya yang sangat lekat dengan budaya Jepang ini.

Sumber: Soranews

Sorry. No data so far.