Sebulan lebih sudah saya bermain Azur Lane dan menurut saya game ini sukses menarik perhatian saya, karena saya belum bisa berhenti memainkannya. Bahkan tidak jarang saya mengesampingkan Fate/Grand Order dalam memainkan game ini bila memang sudah tidak ada waktu. Gameplay yang cukup menarik ditambah konten yang belakangan ini terus di-update oleh developernya membuat game ini hampir selalu segar untuk dimainkan.
Tidak jarang game ini disandingkan dengan game Kantai Collection, game buatan Kadokawa yang diluncurkan tahun 2013 ini dianggap sebagai pelopor maraknya game anthropomorphication belakangan ini. Namun, setelah sekian lama berjalan dan proyek anime yang agak ‘gitu doang’ saya merasa game Kantai Collection menjadi agak stagnan. Satu demi satu teman-teman saya meninggalkan game ini, dan baru pada tahun 2017 ini kami disuguhkan oleh Azur Lane.
Azur Lane tiba-tiba langsung membuat para netizen Jepang gempar, dengan menembus 10 besar aplikasi terlaris di Jepang dan bahkan game ini bisa membuat salah seorang penggemar KanColle naik pitam. Tapi, sepertinya bukan cuma penggemar KanColle saja yang ‘tersentil’ oleh Azur Lane.
Shigetaka Kurita, dia adalah bapak pencipta emoji yang sekarang kamu gunakan di percakapan sehari-hari mengemukakan pendapatnya beberapa minggu lalu mengenai game Azur Lane. Saat ini, beliau menjabat sebagai salah satu direktur Dwango dan melalui Twitter pribadinya, dia mengeluarkan pendapat ini.
アズールレーンは艦これをよく研究して作られているだけに楽しいことは間違いないが、艦これが持つ悲壮感は全く持ち合わせておらず、単なる艦隊モチーフのアイドルアクションゲームだと思った。艦これの持つ最大の魅力は日本海軍の悲哀なんだよなあ。
— (く)りたしげたか (@sigekun) November 10, 2017
Inti dari status tersebut adalah: “Azur Lane itu cuma sebuah idol game berkedok Kantai Collection. Menurutku, daya tarik paling besar dari KanColle adalah kesedihan dari (sejarah) angkatan laut Jepang dalam gamenya.”
Pendapat ini kemudian dianggap netizen sebagai pendapat yang cukup kontroversial, beberapa netizen bahkan menganggap pendapat ini keluar karena KanColle kalah pamor dengan Azur Lane.
Bagi saya, pendapat tersebut memang tidak salah karena KanColle bisa dibilang lebih historically accurate, namun itu tidak berarti Azur Lane tidak mengikuti sejarah. Tutorial dari gamenya sebenarnya diambil dari Battle of the Denmark Strait, di mana HMS Hood bersama kapal Inggris lain berperang melawan Prinz Eugen dan Bismarck.
Kedua game ini sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, jadi sebaiknya penggemar kedua kubu janganlah ikut berperang, cukup kapal-kapal kamu saja.
Sumber: Yaraon!
Header: Pixiv
Comments