[Review] One Cut of The Dead

CATATAN: Review ini diusahakan bebas spoiler, kalau udah dispoiler duluan sama yang lain, jangan urung nonton juga!

“Emangnya bikin film horor itu gampang?!”

Kutipan yang berawal dari obrolan tak jelas OPWarnet36 dengan teman-teman saat nonton bareng “Dawn of The Dead” dan “The Ring” di kosan membuatnya kedapatan banyak kejadian horor sampai paranoid di warnet tempatnya tinggal. Beruntunglah OPWarnet mendapatkan panggilan dari Jurnal Otaku Indonesia untuk meliput Pekan Sinema Jepang 2018, acara kerjasama diplomasi Jepang dan Indonesia yang dibuka pada Jum’at kemarin, 7 Desember 2018.

Akhirnya OPWarnet minta izin cuti menjaga PC Pak Rian dan bertolak ke tempat yang dituju yaitu Grand Indonesia jam 9 pagi saat itu, berharap jalan-jalan bisa membuatnya lebih santai. Namun karena OPWarnet tidak begitu hapal Jakarta dan belum pernah ke mal sebesar Grand Indonesia, ia tersesat sampai harus 2 kali bolak-balik KRL agar sampai Stasiun Sudirman yang ada di sebelah mal terbesar di Jakarta (katanya). Untunglah ia sampai tepat jam 3 sore di CGV Grand Indonesia, tempat digelarnya pesta film Jepang yang berlangsung sampai tanggal 16 Desember 2018.

Acara dibuka dengan permainan biola dari Ayasa-san dan sambutan dari perwakilan Kedutaan Besar Jepang, Japan Foundation, dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Namun OPWarnet kaget karena MC pembukaannya adalah Hiroyuki Kato.

Nggak, ini bukan curhat, tapi memberitakan bagaimana pembukaan acaranya berlangsung.

One Cut of The Dead

Poster versi Jepang. Sumber: Rotten Tomatoes

Review Singkat

Namun agenda utama di pembukaan Japanese Film Festival 2018 tentu saja adalah pemutaran film pembukanya. Dan yang terpilih menjadi opening movie di Pekan Sinema Jepang kali ini adalah “One Cut of The Dead”, yang judul Jepangnya “Kamera O Tomeruna!” (Jangan Hentikan Kameranya). Film indie yang digarap oleh sekolah film ENBU Seminar ini adalah film yang paling diantisipasi dan direkomendasikan oleh banyak orang, termasuk di antaranya sutradara paling kece Joko Anwar. Awalnya OPWarnet tidak terlalu hyped meski sudah dipanas-panasi banyak pihak untuk menonton film garapan Shinichiro Ueda dan Koji Ichihashi yang katanya amat brilian.

One Cut of The Dead

Wakacau wakacau penonton! Kru film berubah jadi zombi! Sumber: Website resmi Japanese Film Festival

Premisnya bercerita tentang sutradara gila syuting film zombi secara independen di gedung yang katanya bekas percobaan manusia oleh tentara Jepang. Simpel dan langsung ke inti. Pada 30 menit pertama kita disuguhi sebuah proses syuting film indie yang berujung kacau setelah salah satu kru tiba-tiba berubah menjadi zombi. Dengan banyak adegan garing dan klise dicampur mandi darah ala cerita zombi sekelas Highschool of The Dead.

Namun masih ada 60 menit tersisa dari filmnya. Dan ternyata dari 30 menit yang kacau itu, kita dibawa kembali ke satu bulan sebelumnya sampai ke hari syuting tiba. Dan OPWarnet benar-benar terkejut, dan terkaget ketika 60 menit sisanya mulai. Film ini mendadak berubah genre dari film horor kacangan (yang menurut OPWarnet sangat terasa Indonesia-nya) menjadi full komedi! Jujur, di balik proses 30 menit yang  low-quality dan low-resolution adalah komedi dengan pendekatan yang amat fresh dan mampu membuat perut tertohok geli dengan pesan-pesan yang dimaksud dalam adegannya! Bagi kalian para penggiat film, dijamin akan merasa film ini sangat berhubungan dengan kalian!

One Cut of The Dead

Kabur dulu, gan! Ada zombi di belakang! Sumber: Website resmi Japanese Film Festival

Terakhir OPWarnet bisa ketawa saat nonton film horor, terutama film zombi adalah saat nonton Shaun of The Dead.

One Cut of The Dead

Aduh, kayaknya bau zombi, gan! Sumber: Website resmi Japanese Film Festival

Kesan Singkat

Secara pribadi, OPWarnet salut dengan akting semua pemerannya. Dari sutradara Higurashi (Takayuki Hamatsu) yang gila, Nao (Harumi Syuhama) dengan aksi kapaknya yang tak kalah gila, sampai duo Chinatsu dan Ko (Yuzuki Akiyama dan Kazuaki Nagaya) benar-benar menghidupkan suasana. Bahkan peran kru film yang kelihatannya figuran semata seperti Kasahara (Hiroshi Ichihara), Hosoda (Manabu Hosoi), dan Yamagoe (Shuntaro Yamazaki) ternyata bisa punya momennya sendiri dan menggerakkan plot menjadi lebih menarik! Adanya Mao Higurashi (Mao) dan Yoshiko “Donguri” Takehara juga membuat film ini lebih dinamis ketika 60 menit sisanya bergulir.

Meski kru produksi mengaku bahwa One Cut of The Dead adalah film dengan budget rendah, pendekatan mereka pada genre horor (terutama genre zombie) berhasil “memotong” kematian pada genre tersebut dan memberikan angin segar yang membuat orang-orang bisa menikmati genre horor dengan tertawa terbahak-bahak.

Apakah perlu rating angka ketika Rotten Tomatoes sudah bilang 100%?

One Cut of The Dead

Sutradara Gila: “Hahaaa! Kena deeeeh!” Sumber: Website resmi Japanese Film Festival

OPWarnet bukan penikmat film yang mengukur bagus tidaknya film dengan angka, namun kalau memang butuh patokan, saya bisa kasih 100/10 sebagai rating film ini. Dan mungkin tidak semua orang setuju kalau film low-budget ini termasuk film yang brilian. Tapi kita semua bisa setuju kalau Kamera O Tomeruna adalah sebuah take yang menarik dalam pendekatan horor-komedi.

Jangan lupa untuk mendatangi  CGV Grand Indonesia dan turut meramaikan #JFF2018 yang berlangsung sampai Minggu nanti! Dan jangan lupa juga kalau One Cut of The Dead masih tayang di hari Sabtu jam 21.15!