Seorang Siswi SMP dari Prefektur Hyogo Jadi Tersangka Kasus Cybercrime

March 6, 2019 11:55
Seorang Siswi SMP dari Prefektur Hyogo Jadi Tersangka Kasus Cybercrime

Kasus penipuan daring yang makin marak memantik Pemerintah Jepang untuk memperkuat keamanan di dunia maya. Sebagai contoh, pada tahun lalu Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo membuat undang-undang baru dan memperbanyak agen hingga 500 orang untuk mengatasi kejahatan dunia maya. Namun, bagaimana jika pelaku kejahatan itu adalah warga minor alias masih di bawah umur?

NHK melaporkan pada 4 Maret 2019, seorang siswi SMP kelas 1 dari prefektur Hyogo menjadi tersangka dalam penyebaran malware  di forum umum dunia maya. Dikarenakan umurnya saat ini masih 13 tahun, polisi hanya memberinya teguran keras atas tindakannya. Siswi ini mempublikasi sebuah tautan bernama “browser crasher” yang jika diklik maka akan menampilkan layar pop-up yang bertuliskan “Berapa kalipun kalian mencoba, kalian tak akan bisa menutup layar ini.”

Setelah diinterogasi oleh petugas, siswi ini mengatakan “Aku punya masalah di masa lalu, sehingga aku berpikir akan lucu jika seseorang menekan tautan itu.” Dapat diasumsikan bahwa usahanya tersebut adalah untuk merasakan kepuasan melihat orang lain menderita atau biasa disebut schadenfreude.

Kasus ini juga menyulut polisi untuk menaikkan sensifitas akan kejahatan dunia maya. Setelah kasus diatas, polisi di prefektur Hyogo juga mengamankan dua orang yang diduga telah mempublikasi tautan mencurigakan di situs yang sama dengan siswi sebelumnya. Kedua orang itu teridentifikasi sebagai seorang laki-laki pengangguran berusia 39 tahun dari prefektur Yamaguchi  dan pekerja konstruksi berusia 47 tahun dari prefektur Kagoshima. Kedua orang tersebut akan segera diperiksa dalam waktu dekat.

Sejumlah netizen Jepang juga bereaksi terkait berita ini. Dari yang bereaksi dengan berlebihan seperti ini:

“Kalian ditangkap hanya karena ini? Pertama Coinhive, sekarang ini. Apa javascript yang membunuh orang tua para polisi?”

Hingga yang bereaksi dengan mengkritisi:

“Jika mereka menangkap anak-anak untuk hal seperti ini, apakah mereka dapat melakukan edukasi pemrograman? Aku pikir petugas polisi yang seharusnya pertama kali membutuhkan edukasi (…)”

Sumber : NHK

Gambar : 1, 2

Sorry. No data so far.