[Review] Requiem di Tepi Laut

Dari daratan Irlandia, komik ini menyuguhkan romansa antara O’Neal dan Katie. Dibuka dengan sebuah dongeng tentang mitos anjing laut, kita akan dibawa mengarungi badai Margo yang membuat Katie terdampar di sebuah kastil tua. Mungkin lebih tepatnya, takdir lah yang menyeret gadis itu untuk pergi kesana dan bertemu dengan O’Niel. Pria misterius yang memiliki tatapan getir dan terlihat seperti menyimpan banyak sekali rahasia. 

Requiem di Tepi Laut

Di kastil O’Neal, Katie seringkali mengalami hal-hal diluar nalar. Ia sering di datangi hantu. Hantu pertama yang mendatanginya adalah Fiona, dia mengajak Katie berkenalan. Disini, Fiona digambarkan begitu manis. Dan membuat pembaca mungkin dapat berpikir kalau dia adalah hantu baik hati yang menyenangkan. Tapi tetap saja dia hantu, dan hal itu pula yang membuat Katie tidak betah berada disana dan memutuskan untuk pulang.

Disini, O’Neal pun masih enggan untuk menerima Katie. Dia merasa kalau gadis itu hanya mengganggu ketenangan kastilnya dan lebih baik kembali ke negara asal daripada harus terjebak disana selama badai. Maka dimulai lah lika-liku kisah cinta mereka yang hanya terjadi dalam dua puluh empat jam.

Konflik yang dibangun dari awal sama sekali tidak memaksa. Mungkin karena dibuka dengan dongeng seekor anjing laut yang menjelma menjadi manusia dan dapat menikah dengan seorang manusia, pembaca akan maklum dengan kehadiran para hantu yang tiba-tiba. Kehadiran anjing laut sebelum Katie kecelakaan pun mungkin bisa menjadi kunci utama dalam setiap plot yang ada. Perasaan para tokoh dari awal bisa tergambarkan dengan jelas. Baik itu dari artwork yang memberi kontras antara suasana muram, menegangkan dan bahagia atau dari dialog-dialog yang diselipkan dengan apik. Kita akan dibawa pelan-pelan untuk mengupas satu persatu misteri yang terjadi di kastil O’Neal.

Salah satu kunci utama cerita dimulai ketika Katie hendak diantarkan oleh anak ibu Marvel, pelayan kastil, untuk pulang ke negara asal. Mereka berkendara di tengah badai yang mulai reda, akan tetapi di tengah perjalanan mereka dihadang oleh tiga hantu dan mengakibatkan mobil terjungkal ke jurang. Lagi-lagi, Katie diselamatkan oleh O’Neal. Dan setelah dia menceritakan hal yang menimpanya, juga soal tiga hantu tersebut O’Neal mulai mengorek masa lalunya yang terlupakan.

Di tengah-tengah cerita, kita akan dibuat mengira-ngira apa yang sebenarnya terjadi. Sayangnya penulis menjabarkan segala benang hidup O’Neal dengan sekali hantam. Pembaca hanya diberikan sedikit napas untuk mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin kalau ada pembaca yang tidak terlalu suka permainan sambung-menyambung detil akan mudah melupakan kenapa mereka sampai pada panel sekian.

Dari yang baik menjadi jahat dan yang jahat menjadi baik hingga identitas asli O’Neal yang ternyata seorang keturunan anjing laut pun mulai terkuak. Getir di mata O’Neal perlahan-lahan mulai terangkat ketika Katie memberanikan diri untuk menciumnya. Dalam waktu yang relative singkat, dengan bumbu-bumbu masa lalu yang kelam, sepertinya wajar jika cinta tumbuh dengan cepat. Mungkin akan kurang berperasaan jika mengatakan ini, tapi sebab musabab mengapa mereka saling menyukai pun dijabarkan, tidak secara tiba-tiba seperti template komik shojo pada umunya. 

Yang paling menarik dari komik ini adalah twist-twist yang dihadirkan begitu rapi, walau masih terkesan sering dipakai dalam komik lain, tapi pembaca menikmati betul cara kebenaran-kebenaran itu terkuak. Mungkin sebagai saran, beberapa twist disini lebih baik memakai teknik showing daripada  telling agar suasana menegangkan dapat tercipta dengan baik.

Selebihnya, komik ini menarik karena sepertinya sudah jarang sekali ada yang mengangkat cerita rakyat dalam sebuah komik percintaan. Terlebih yang menjadi sosok fantasi disini adalah seorang lelaki, dimana biasanya Selkie atau anjing laut dalam cerita rakyat ini adalah seorang wanita. Berarti dapat dilihat bahwa penulis pun mempertimbangkan kesetaraan gender dalam ceritanya. 

Komik ini cocok sekali dibaca sebagai pengantar tidur, bukan karena membosankan dan berpotensi bikin mengantuk. Tapi dapat menjadi obat tidur untuk bermimpi indah. Kastil yang cantik dan suasanan romantisnya menjadi nilai tambah lain.

Sekian.

Verdict: 8.0/10

S.Racoon