[Waifu Wednesday] Tōkai Teiō

Selamat datang di rubrik mingguan yang terbit setiap Rabu, Waifu Wednesday. Di artikel kali ini, kita akan beralih dari chain Yuru Camp kepada anime yang baru tamat season duanya dan baru merilis gamenya. Apalagi kalau bukan Uma Musume.

AnimeUma Musume: Pretty Derby” diproduksi oleh studio P.A. Works, tayang pada April 2018. Anime ini berjalan hingga 13 episode yang kemudian dilanjutkan dengan spinoffUmayon” yang dibuat studio DMM.futureworks dan W-Toon Studio pada musim panas 2020. Musim keduanya dikerjakan baru selesai pada musim dingin kemarin dan dikerjakan oleh studio yang berbeda lagi yakni Studio Kai. 

Gamenya dirilis pada 24 Februari 2021 di platform mobile dan 10 Maret untuk yang di PC. Perlu waktu lama dan melewati banyak sekali penundaan sebelum game yang dikerjakan Cygames in berhasil rilis ke publik. Yang penting, kini kita bisa melihat bagaimana penantian bertahun-tahun itu tidak sia-sia.

Nah di waifu wednesday kali ini kita akan membahas salah satu kuda legendaris yang menjadi tokoh utama pada anime musim keduanya. Siapa lagi kalau bukan Tōkai Teiō, gadis yang imut nan ceria namun memiliki cerita yang sangat mendalam. Nah, waifu wednesday akan menjabarkannya sedetail mungkin. Bagi yang tidak ingin kena spoiler dimohon menghindari untuk membaca lebih dalam karena artikel ini memuat cerita lengkap Teiō termasuk spoiler dari animenya.

+ Kudanya aktif ya, Bun

Hal yang paling mencolok dari seorang Tōkai Teiō adalah tingkah lakunya yang super aktif. Teiō banyak sekali bergerak dan banyak sekali mencoba mencari perhatian bahkan sejak musim pertamanya. Pada Umayon, sikapnya lebih menjadi-jadi. Sekilas ini merupakan poin negatif, namun dengan perilaku seperti ini, ia mampu mempertahankan eksistensinya dan screentimenya agar tetap diingat oleh fans.

Pada anime musim kedua, Teiō berhasil mengambil alih spotlight dari Special Week yang sebelumnya menjadi protagonis. Di sini kita masih diperlihatkan Teiō yang super aktif. Meski super aktif, namun Teiō sama sekali tidak menyebalkan, malahan ini menjadi poin positifnya dimana ia selalu mencoba untuk terlihat ceria di depan banyak orang. Tak heran, fansnya baik di dalam animenya atau para penonton animenya sangat menyukai karakter yang mungil satu ini.

Teiō juga memiliki mimpi yang luar biasa ambisius. Dirinya begitu percaya diri dan selalu mengejar gelar tertinggi baik dari tiga mahkota (Satsukishou, Nippon Derby, Kikkashou) bahkan gelar gadis kuda tak terkalahkan (Muhai no Uma Musume). Ambisi ini membuatnya benar-benar berlatih sekuat tenaga demi meraih impiannya tersebut menjadikan dirinya bukan sembarang tong kosong yang tak ada prestasi. 

+ Disiplin dan Patuh pada Trainer

Tentu saja Teiō tidak bisa menjadi kuda legendaris tanpa kerja keras dan latihan yang cukup. Kemenangan di Satsukishou dan Nippon Derby: Tokyo Yushun membuktikan kehebatan dan hasil jerih lelahnya. Di titik ini, Teiō masih menjadi gadis kuda yang tidak terkalahkan dan selalu memenangkan balapan yang diikutinya. Bahkan ia membuat kutukan start dari posisi luar yang sejak dari dahulu belum ada yang pernah memenangkannya menjadi sebuah kemenangan di Derby

Setelah balapannya di Tokyo, ia cedera patah tulang yang mengancamnya untuk tidak bisa ikut serta dalam balapan klasik terakhir, Kikkashou. Tanpa kemenangan pada Kikkashou, Teiō tidak mampu mewujudkan mimpi tiga mahkotanya. Teiō bersikeras melawan kesialan yang menghantui dirinya. Sebuah janji dibuatnya, apabila ia masih divonis tidak bisa ikut pertandingan oleh dokter, maka ia mau tidak mau harus merelakan balapan itu.

Teiō pun patuh terhadap menu latihan yang diberikan trainer demi menjaga impiannya dapat terwujud. Meski berusaha semaksimal mungkin, pada akhirnya Teiō gagal mengalahkan cederanya dan sesuai dengan perjanjian, ia merelakan Kikkashou membuktikan ucapannya. Setelah sembuh total, Teiō bertekad mengalahkan Mejiro McQueen dalam perlombaan Tennoushou Musim Semi untuk membuktikan gelarnya sebagai gadis kuda yang tak terkalahkan bisa bertahan meski menghadapi trek yang sangat panjang. Porsi latihan berat diberikan kepadanya dan dijalankan begitu disiplin.

Pada akhirnya Teiō harus menelan pil kekalahan untuk pertama kalinya dan menghadapi kenyataan kalau kedua kalinya impiannya sirna. Trainer mencoba membuat Teiō kembali bisa bangkit dengan memberinya tugas sebagai leader tim Spica. Walaupun namanya leader tapi yang dikerjakan Teiō hanyalah mencuci sepatu rekan timnya, menjemur handuk hingga menyiapkan makanan dan minuman mereka. Meski aneh dan sedang mengalami patah tulang keduanya, Teiō tetap menjalankan tugasnya dan berhasil menemukan kembali alasan berlari.

+ Si Kaki Lentur, Teio Step

Hanya satu kelebihan Teiō yang bisa kamu perhatikan apabila kamu hanya menonton season pertamanya. Ya, Teiō adalah gadis kuda yang jago menari. Gerakan Teiō yang cukup lihai dan langkah kakinya ini disebut Teiō Step. Teiō Step sangat terkenal di kalangan uma musume dan fans. Teiō Step sulit dipraktekkan, dibuktikan dengan banyak uma musume lain yang rubuh ketika mencoba gerakan tersebut.

Alasan Teiō dapat menari leluasa adalah berkah pada kakinya yang begitu lentur. Kakinya yang lentur juga dimanfaatkannya dalam berlari. Ketika melewati tikungan terakhir di balapan, Teiō mampu menambah akselerasinya dan merebut posisi pertama dari gadis kuda lainnya. Inilah senjata utama yang sangat diwaspadai oleh gadis kuda lainnnya. Kemampuan berlari Teiō di akhir balapan ini juga dibuatkan menjadi sebuah skill unik di gamenya.

Soal menyanyi, kemampuan Teiō tidak usah diragukan. Pengisi suara Teiō adalah Machico, sosok yang menyanyikan lagu tema untuk anime Konosuba dan Precure. So, kurang apa lagi? Bisa nyanyi, dance, dan kakinya lentur fuwa-fuwa, gadis kuda idaman kan?

Teiō juga memiliki lagu sendirinya yang diberi judul ‘Winning The Soul’.

+ The Miracle of Arima Kinen

Hal yang paling membuat Tōkai Teiō disebut sebagai kuda legendaris adalah ceritanya. Gagal mendapat tiga mahkota, gagal menjadi gadis kuda yang tak terkalahkan membuat Teiō begitu terpuruk. Apalagi ia mendapat patah kaki yang ketiga kalinya setelah balapan Arima Kinen 1992 di mana ia finish di posisi ke sebelas. Patah kaki ketiga seharusnya sudah cukup mengakhiri karirnya. Ia tak mampu berlari secepat dahulu. 

Dalam animenya, kisah asli Teiō disajikan sesuai dengan sejarahnya. Satu tahun setelah balapan terakhirnya, Teiō kembali dalam Arima Kinen. Tidak pernah dalam sejarah, ada kuda yang berhasil memenangkan balapan setelah hiatus satu tahun. Apalagi dalam balapan tersebut ada beberapa kuda kuat yang diunggulkan seperti Biwa Hayahide, Rice Shower, Nice Nature, Winning Ticket, Mejiro Palmer, dan Machikane Tannhäuser. Pada akhirnya Teiō berhasil membuat publik tercengang dan mengingatnya sebagai keajaiban di Arima Kinen dengan memenangkan balapan tersebut. Momen kemenangannya disajikan begitu epik dalam animenya dan saya sangat menyarankan untuk menontonnya. Mungkin untuk adegan ini, bakal saya bahas lebih detail dalam reviewnya.

Nakayama menjadi saksi peritiwa ajaib tersebut.

– Symboli Rudolf

Setelah mengetahui cerita Tōkai Teiō yang begitu dramatis, mungkin kita akan membuka kekurangannya apabila kamu ingin menjadikannya sebagai waifunya. Di musim pertamanya, Teiō digambarkan sangat mengagumi ketua OSIS Tracen, Symboli Rudolf. Sejak kecil memang Teiō sangat mengagumi Rudolf. Rudolf memang tampil sangat luar biasa dengan memenangkan tiga mahkota yang menjadi impian Teiō.

Pada versi aslinya, Teiō merupakan peranakan dari Symboli Rudolf. Jadi tidak heran kalau Teiō sangat mengagumi orang tuanya tersebut yang direpresentasikan sebagai ketua OSIS dalam animenya. Makanya, orang-orang sangat berharap kepada Teiō apalagi saat dia hampir menyelesaikan tiga mahkota sebelum digagalkan oleh cedera. 

Sejak kecil, Teiō sudah mengagumi Symboli Rudolf dan mendapat perhatian khusus dari sang idolanya tersebut.

Dalam gamenya Teiō selalu membanggakan prestasi kaichou-nya tersebut dalam mengaku mantel merah yang digunakannya dalam balapan terinspirasi dari panutannya tersebut. Gaya kemenangannya juga mengikuti cara Rudolf dan bagaimana ia mengatasi fans uma musume ciliknya, Kitasan Black juga persis seperti idolanya. Nah, untuk mengalahkan Symboli Rudolf yang ada di hatinya adalah rintangan bagi kamu yang ingin menjadikan Teiō sebagai waifu.

– Mejiro McQueen

Tōkai Teiō

Rintangan terbesar yang mungkin akan kamu hadapi dalam mendapatkan hati Tōkai Teiō adalah Mejiro McQueen. Memang, Teiō hanya bertanding sekali melawan McQueen dalam Tennoushou Musim Semi, namun hubungan mereka lebih dalam dari itu. Rivalitas Teiō dan McQueen yang mempertemukan pelari jarak menengah (1800-2400m) melawan stayer di jarak 3200m. Cederalah yang membuatnya mereka tidak dapat bertanding kembali dalam balapan resmi hingga animenya tamat. Jadi apakah kamu ‘Sang Cedera’? Hehehe canda.

Kemesraan Teiō dan McQueen memang merupakan yuri bait yang sudah khas dalam anime Uma Musume sejak musim pertamanya. Meski sebenarnya hanya rival dan sahabat, namun respon dere ditunjukkan Teiō ketika ingin berterimakasih kepada McQueen. Bagi Teiō, McQueen merupakan sosok yang berbeda, spesial baginya. Kemenangannya di Arima Kinen dipersembahkan kepada McQueen yang mengalami cedera fatal yang membuatnya nyaris tidak dapat berlari lagi. Ya, ujung-ujungnya kembali kepada cedera.

– Repot Manage Moodnya

Tōkai Teiō

Teiō memang gadis kuda yang selalu terlihat ceria. Namun mengetahui ceritanya begitu dalam dan membuat ia jatuh bangun, sudah tentu membutuhkan perhatian ekstra dari trainer agar moodnya tidak berantakan. Pada patah tulang pertama, Teiō masih bisa bersemangat pantang menyerah. Meski gagal mendapat tiga mahkota, dia masih memiliki tekad sebagai gadis kuda yang siap berlari untuk memenangkan balapannya.

Nah, sejak kekalahannya melawan McQueen, di sini mood Teiō susah diatur. Ketika susah payah memperbaiki moodnya yang sudah membaik, patah tulang ketiga datang ketika dia latihan demi membalaskan McQueen pada Takarazuka Kinen. Kembali moodnya dibuat hancur. Bahkan Teiō memutuskan untuk gantung sepatu berhenti dari karir balapannya. Butuh kerja keras dan keajaiban membuat Teiō mau melanjutkan karirnya. Untungnya ada Double Jet- maksud saya Twin Turbo yang berhasil menunjukkan keajaiban kepada Teiō agar ia mau kembali berlari.

Tōkai Teiō

Pada gamenya kalau kamu sudah berhasil memaksimalkan afeksinya, maka Tōkai Teiō bakal lengket banget sama kamu sebagai trainer kayak perangko. Jadi intinya adalah jerih payah kalian sebagai trainer agar bisa mendapatkan hati Teiō sepenuhnya. Jadi tunggu apa lagi? Cygames, mana nih fitur cincinin uma musume